Penguatan Rupiah dan Hasil Positif Lelang Dorong Naiknya Harga SUN Diperdagangan Selasa Kemarin

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika serta hasil positif dari pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara (SUN) mendorong terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 6 November 2018 kemarin.

Asal tahu saja, Pemerintah meraup dana senilai Rp20,0 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN03190207 (New Issuance), SPN12191107 (New Issuance), FR0077 (Reopening), FR0078 (Reopening), FR0065 (Reopening) dan FR0075 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 6 November 2018 kemarin.

Dalam laporan riset yang dirilis Rabu (07/11/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin hingga mencapai 90 bps yang terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil yang berkisar antara 2 bps hingga 15 bps dengan rata - rata penurunan imbal hasil sebesar 8 bps.

Harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami kenaikan hinngga sebesar 20 bps yang mendorong terjadinya penurunan imbal hasil yang berkisar antara 2 bps hingga 8 bps.

Sementara itu, pada Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami kenaikan berkisar antara 20 bps hingga 55 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil hingga mencapai 14 bps.

Adapun pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang, kenaikan harga yang terjadi mencapai 90 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasilnya yang berkisar antara 2 bps hingga 15 bps.

Lebih lanjut diungkapkan, kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin juga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 14 bps di level 7,962% dan tenor 10 tahun di level 8,143%.

Sedangkan untuk seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami penurunan imbal hasil sebesar 12 bps di level 8,457% dan yenor 20 tahun mengalami penurunan imbal hasil sebesar 11 bps di level 8,644%.

I Made menambahkan, pergerakan harga Surat Utang Negara yang mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin (06/11), didukung oleh faktor menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika di saat mata uang regional yang cenderung tidak banyak mengalami perubahan terhadap Dollar Amerika.

Baca juga : Volume SUN Diperdagangan Selasa Kemarin Senilai Rp27,63 Triliun dari 36 Seri

Penguatan nilai tukar Rupiah tersebut didukung oleh adanya perjanjian keuangan bilateral antara Bank Indonesia (BI) dan Bank Sentral Singapura (Monetary Authority of Singapore - MAS) dengan nilai setara US$10 miliar yang dilakukan pada hari Senin, 5 November 2018.

Perjanjian tersebut memungkinkan kedua bank sentral mendapatkan akses likuiditas dalam valuta asing dari satu sama lain, apabila dibutuhkan, untuk menjaga stabilitas moneter dan keuangan.

Selain penguatan nilai tukar Rupiah, kenaikan harga Surat Utang Negara juga didukung oleh hasil positif dari lelang penjualan Surat Utang Negara, dimana pada lelang tersebut pemerintah meraup dana senilai Rp20,0 triliun dengan total penawaran yang masuk mencapai Rp59,48 triliun.

Jumlah penawaran tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan jumlah penawaran lelang sebelumnya yang senilai Rp47,55 triliun yang dikuti pula oleh cukup kompetitifnya tingkat imbal hasil yang diminta oleh investor.

Kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin (06/11), juga didukung oleh kenaikan volume perdagangan.

Sementara itu, kenaikan harga juga didapati pada Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika didukung oleh membaiknya persepsi risiko yang tercermin pada penurunan angka Credit Default Swap (CDS).

Kenaikan harga terjadi pada hampir keseluruhan seri dengan kenaikan harga yang cukup besar didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor di atas 7 tahun.

Harga dari INDO28 dan INDO43 masing - masing mengalami kenaikan sebesar 25 bps dan 35 bps yang menyebabkan terjadinya penurunan imbal hasil masing - masing sebesar 3 bps di level 4,769% dan 5,420%.

Adapun harga INDO23 mengalami kenaikan kurang dari 10 bps yang menyebabkan penurunan imbal hasilnya kurang dari 1 bps di level 4,329%.