ANALIS MARKET (06/11/2018) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas.

Menurut analis Kiwoom Sekuritas, Maximilianus Nicodemus, pelemahan ini sebetulnya adalah sebagai syarat selain karena titik jenuh, apabila pasar obligasi masih memiliki kans untuk menguat, maka pelemahan ini sebagai batu loncatan berikutnya. Meskipun secara jangka panjang, pelemahan ini masih termasuk area downtrend.

“Fokus utamanya adalah mengikuti lelang yang diadakan Pemerintah lalu menanti data Jobless Claims serta FOMC meeting pada tanggal 9 November nanti. FOMC ini merupakan titik terpenting mengenai seberapa besar tingkat probabilitas kenaikkan tingkat suku bunga The Fed pada bulan Desember 2018 nanti,” terang Nico dalam laporan riset yang dirilis Selasa (06/11/2018).

Beralih kedalam negeri, laporan cadangan devisa dari Indonesia juga dinantikan, karena DNDF baru efektif bulan November 2018, maka diperkirakan Cadangan Devisa masih akan mengalami penurunan, meksipun sudah tidak signifikan dibandingkan bulan bulan sebelumnya.

“Kami menilai meskipun pasar obligasi yang didukung oleh penguatan Rupiah masih berpotensi untuk terus menguat, tapi ini masih dalam tahap yang cukup rapuh, sehingga kehati-kehatian dibutuhkan saat ini agar tidak menjadi angin sorga sesaat. Kami merekomendasikan hold hingga berpotensi jual di pasar sekunder, dan ikuti lelang yang diadakan hari ini,” jelas Nico.

Sebelumnya, diperdagangan obligasi kemarin (05/11), total transaksi dan frekuensi turun dibandingkan hari sebelumnya (04/11), ditengah-tengah mulai jenuhnya harga kenaikkan harga obligasi. 

Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi 10 – 15 tahun, diikuti dengan 5 – 7 tahun dan < 1 tahun, sisanya merata disemua tenor dengan volume kecil hingga yang berdurasi 20 tahun.

“Pasar obligasi kemarin (05/11) mulai merasakan titik jenuh setelah sebelumnya selama 3 hari mengalami kenaikkan yang cukup signifikan yang didorong oleh penguatan Rupiah yang pada akhirnya menembus dibawah Rp 15.000. Selain itu, para pelaku pasar dan investor juga sedikit menahan transaksi dikarenakan adanya lelang yang diadakan oleh Pemerintah hari ini, sehingga mereka mengalokasikan dananya untuk mengikuti lelang, khususnya seri-seri obligasi acuan terbaru untuk tahun depan,” tandas Nico.