Aksi Profit Taking Investor Dorong Kenaikan Imbal Hasil SUN Diperdagangan Rabu Kemarin

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Rabu, 28 November 2018 kemarin, ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan didorong oleh aksi jual oleh investor memanfaatkan momemtum pelemahan nilai tukar Rupiah.

“Sempat dibuka dengan kecenderungan penurunan, imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin (28/11) ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 3 bps hingga 9 bps dengan rata -  rata mengalami kenaikan sebesar 5 bps,” ungkap analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra dalam riset yang dirilis Kamis (29/11/2018).

Lebih rinci diungkapkan, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami kenaikan yang berkisar antara 3 bps hingga 8 bps setelah mengalami koreksi harga hingga sebesar 25 bps.

Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah terlihat mengalami kenaikan yang berkisar antara 3 bps hingga 9 bps setelah adanya penurunan harga yang berkisar antara 15 bps hingga 40 bps.

Adapun untuk tenor panjang, perubahan tingkat imbal hasilnya berkisar antara 3 bps hingga 8 bps dengan adanya koreksi harga hingga sebesar 60 bps.

Ditambahkan, kenaikan imbal hasil juga didapati pada Surat Utang Negara seri acuan, dimana untuk seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun mengalami kenaikan masing - masing sebesar 6 bps di level 7,853% dan 7,901%.

Sedangkan seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 7,5 bps di level 8,154% dan tenor 20 tahun mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 5 bps di level 8,303%.

Lebih lanjut I Made menjelaskan, kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin (28/11), didorong oleh aksi jual oleh investor di pasar sekunder dengan memanfaatkan momentum pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.

Setelah bergerak dengan mengalami tren kenaikan harga sejak awal bulan November, harga Surat Utang Negara secara teknikal telah berada pada area jenuh beli (overbought) sehingga kondisi tersebut menyebabkan harga Surat Utang Negara berpotensi untuk mengalami koreksi.

Adanya faktor pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, mendorong investor untuk memanfaatkan momentum tersebut untuk melakukan penjualan guna merealisasikan keuntungan (profit taking).

Sementara itu, dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, pergerakan harga menunjukkan kecenderungan mengalami kenaikan yang terbatas di tengah kembali turunnya persepsi risiko yang tercermin pada penurunan angka Credit Default Swap (CDS).

Kenaikan harga juga didorong oleh relatif stabilnya pergerakan imbal hasil US Treasury sebagai respon atas pernyataan pejabat Bank Sentral Amerika yang menyatakan bahwa Bank Sentral Amerika akan memperhatikan data indikator ekonomi sebelum kembali memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya.

Kenaikan harga yang terbatas pada perdagangan kemarin berdampak terhadap terbatasnya perubahan tingkat imbal hasilnya.

Harga dari INDO25 mengalami kenaikan sebesar 7 bps sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 1,5 bps di level 4,698%.

Adapun harga dari INDO43 mengalami kenaikan sebesar 5 bps yang mendorong terjadinya penurunan imbal hasilnya kurang dari 1 bps di level 5,481%.