ANALIS MARKET (21/11/2018) : Pasar obligasi Masih Mencoba untuk Terus Melaju
Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi masih mencoba untuk terus melaju, meskipun total transaksi dan frekuensi menurun dibandingkan hari sebelumnya ditengah tengah adanya libur Nasional kemarin (20/11).
Analis Kiwoom Sekuritas, Maximilianus Nicodemus mengungkapkan, pasar obligasi kemarin (19/11) cenderung mengalami kenaikkan meskipun sudah tidak banyak, khususnya imbal hasil obligasi untuk 15 tahun sudah mengalami titik jenuh, sehingga berpotensi untuk mengalami penurunan hari ini.
“Pasar obligasi masih mencoba untuk melebihi kenaikkan harga obligasi yang sebelumnya, agar dapat mengubah trend secara jangka pendek. Apabila kita menarik garis medium term, maka harga obligasi mulai mengalami fase konsolidasi, namun yang menarik adalah penantian akan perdamaian dari perang dagang akan menjadi titik balik bagi pasar modal Indonesia karena akan memberikan booster yang positif,” jelas Nico dalam laporan riset yang dirilis Rabu (21/11/2018).
Namun untuk saat ini, lanjut Nico, fokus masih akan berada di proses Brexit, yang dimana menanti pertemuan Rancangan Kesepakatan pembahasan antara KTT Uni Eropa dan Inggris untuk disetujui.
Namun sebelum menuju kesana, penyampaian mosi tidak percaya untuk Theresa May ternyata hanya kurang 6 surat lagi. Tentu hal ini akan memberatkan langkah Theresa May dan menunda proses Brexit lebih lama lagi.
Selain itu, tampaknya pelaku pasar tidak lagi satu suara mengenai kenaikkan suku bunga acuan dari Bank Sentral Eropa tahun depan, hal ini memperlihatkan bahwa investor mulai khawatir terkait outlook ekonomi di kawasan Eropa.
Konsensus pasar atas kenaikkan suku bunga pertama kali ECB pada bulan Desember 2019, telah turun dari 100% menjadi 95%. Penurunan ini merupakan akibat dari masih tingginya tensi antara Italia yang tidak mau merevisi proposal anggaran untuk tahun depan. Meskipun dalam proposal anggarannya, Italia menargetkan deficit tumbuh 2.4% terhadap GDP, dan sebetulnya masih dalam batas syarat dari Uni Eropa yaitu sebesar 3%. Namun permasalahannya adalah, Italia menolak untuk mengurangi pinjamannya.
“Tarik ulur hal ini masih akan terus berkembang, dan kami merekomendasikan hold hingga berpotensi jual hari ini, apabila rentang pergerakan melebihi dari 45 bps. Rekomendasi jual khusus obligasi 15 tahun,” tandas Nico.

