Darmin : Sulit Menumbuhkan Ekspor Ditengah Gejolak Perekonomian Global

Pasardana.id – Meski ekspor terus tumbuh secara bulanan maupun tahunan, tapi impor melaju lebih pesat sehingga neraca dagang menjadi defisit.
Data badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, total defisit neraca dagang hingga Oktober mencapai US$ 5,51 miliar. Adapun per Oktober 2018, mencatat defisit sebesar US$ 1,82 miliar.
Menyikapi kondisi ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengakui, sulit menumbuhkan ekspor di tengah gejolak perekonomian global saat ini.
"Sebagian perang dagang, meski kita tidak ikut perang dagang, tapi lebih banyak dampak lanjutannya. Ditambah memang ada restriksi yang sudah berjalan beberapa bulan seperti dari India," jelas Darmin, di Jakarta, kemarin (15/11).
Meski demikian, lanjut Darmin, Pemerintah terus mengupayakan perbaikan defisit perdagangan ini melalui rangkaian kebijakan. Meskipun diakuinya, kebanyakan di antaranya baru memberi dampak dalam jangka menengah hingga panjang.
Adapun, kebijakan pengendalian impor minyak, yakni Biodiesel 20 (B20), menurut Darmin memang masih terkendala, terutama urusan kebutuhan kapal yang tinggi. Oleh karena itu, pemerintah telah memikirkan solusi penambahan floating storage untuk menampung dan mempercepat penyaluran B20 ke seluruh Indonesia.
"Kita sudah ketemu solusinya, artinya kalau floating storage-nya sudah ada, tinggal penempatannya," jelas dia.