ANALIS MARKET (04/10/2018) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah, Dua Faktor Ini Penyebabnya

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah.

Analis Kiwoom Sekuritas, Maximilianus Nicodemus menjelaskan, pelemahan ini datang masih dari 2 hal.

Pertama, inflasi Turki yang keluar kemarin (03/10), mencapai 24.52%, inflasi ini merupakan yang tertinggi selama 1.5 dekade meskipun Bank Sentral Turki telah menaikkan tingkat suku bunga acuannya sebesar 6.25%.

Yang kedua, datang dari Powell dalam pidatonya di Boston kemarin, yang menyambut baik kenaikkan upah di Amerika berdasarkan data yang terakhir. Powell menambahkan bahwa dia akan tetap dengan laju kenaikan suku bunga gradual yang dijalankan oleh The Fed sambil memantau risiko yang dapat muncul di dalam kondisi sekarang ini, yaitu kondisi rendahnya tingkat tenaga kerja dan inflasi.

“Perpaduan langkah yang stabil, inflasi rendah dan tingkat pengangguran rendah, merupakan fakta bahwa kita masih berada di masa yang luar biasa,” dalam pidato Powell.

Dia juga menyampaikan bahwa, dengan kebijakan sekarang, ia berharap dapat memperpanjang fase ekspansi dalam perekonomiannya yang masih berlangsung.

Selain itu, pejabat The Fed juga mengkonfirmasi proyeksi kedepannya akan ada empat kenaikkan lagi hingga akhir 2019. Hal ini seiring sejalan dengan Dot Plot yang telah diberikan The Fed sebelumnya, bahwa akan ada kenaikkan tingkat suku bunga dalam beberapa tahun kedepan.

“Situasi dan kondisi tersebut akan memberikan lebih banyak gambaran tentang apa yang akan terjadi dengan tingkat suku bunga Indonesia dalam beberapa tahun depan. Kami merekomendasikan jual hari ini,” jelas Nico dalam laporan risetnya yang dirilis Kamis (04/10/2018).

Sebelumnya, diperdagangan obligasi kemarin (03/10), total transaksi meningkat, namun total frekuensi turun dibandingkan hari sebelumnya ditengah-tengah penurunan harga obligasi yang terjadi kemarin. 

Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi < 1 tahun, diikuti dengan 10 – 15 tahun dan 5 – 7 tahun. Sisanya merata disemua tenor hingga yang berdurasi 20 tahun. Obligasi berdurasi> 25 tahun juga aktif ditransaksikan.

“Pasar obligasi pada akhirnya melemah turun setelah beberapa sentimen negatif mendera kemarin. Berita dari Turki dan The Fed kembali menghangatkan pasar modal dalam Negeri. Oleh sebab itu, tekanan terhadap pasar obligasi akan masih sangat terasa,” tandas Nico.