ANALIS MARKET (30/10/2018) : Pasar Obligasi Diperkirakan Bergerak Menguat
Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka bervariasi karena pasar obligasi sedang berada di fase konsolidasi.
Analis Kiwoom Sekuritas, Maximilianus Nicodemus menjelaskan, meskipun secara teknikal analisa pasar obligasi diperkirakan akan bergerak menguat, apapun bisa saja terjadi. Kehati hatian merupakan yang terpenting saat ini, dengan berfokus strategi jangka pendek.
Dari factor eksternal, Presiden Trump semakin menjadi-jadi, Trump terus meningkatkan tekanan terhadap ketua The Fed, Jerome Powell. Trump menyampaikan bahwa dia ‘mungkin’ menyesal telah mengangkat Powell, dan bersikap reaktif ketika Trump ditanya apakah Ia akan memecat ketua The Fed. Hal ini sedikit banyak akan menimbulkan kecemasan terhadap situasi dan kondisi independensi The Fed itu sendiri.
Beralih dari sana, utang Pemerintah Afrika Selatan akan mencapai puncaknya dua tahun kemudian, dan berpotensi lebih tinggi dari perkiraaan sebelumnya. Kesenjangan fiskal akan semakin melebar dan penerimaan negara akan terus menurun. Oleh sebab itu, Menteri Keuangan, Tito Mboweni berkemungkinan akan melakukan penawaran obligasi Internasional yang diawali dengan pertemuan dengan beberapa investor. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat baik karena akan menjaga sesuatu yang tidak di inginkan terjadi, yang tentu nantinya akan berimbas ke negara-negara Emerging Market.
“Kami merekomendasikan hold hari ini, dengan potensi kenaikkan,” ujar Nico dalam laporan riset yang dirilis Selasa (30/10/2018).
Sebelumnya, diperdagangan obligasi kemarin (29/10), total transaksi dan frekuensi menurun dibandingkan hari sebelumnya (26/10) ditengah-tengah kenaikkan harga obligasi yang terjadi kemarin.
Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi < 1 tahun, diikuti dengan 10 – 15 tahun dan 15 – 20 tahun. Sisanya merata disemua tenor hingga yang berdurasi 20 tahun.
“Pasar obligasi kemarin mencatatkan kenaikkan harga, namun total transaksi dan frekuensi menurun, para pelaku pasar dan investor cenderung wait and see khususnya terkait dengan pergerakan obligasi yang masih menjadi bias serta penantian data inflasi yang akan keluar pada hari kamis nanti,” tandas Nico.

