ANALIS MARKET (25/10/2018) : Harga SUN Diprediksi Masih Akan Bergerak Bervariasi

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Pada perdagangan hari ini, diperkirakan harga Surat Utang Negara (SUN) masih akan bergerak dengan arah pergerakan harga yang bervariasi.

Dalam laporan riset yang dirilis Kamis (25/10/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, peluang kenaikan harga di pasar sekunder akan didukung oleh pergerakan imbal hasil surat utang global yang menunjukkan penurunan.

“Hanya saja meningkatnya persepsi risiko yang dipengaruhi oleh koreksi yang terjadi di pasar saham global akan membatasi kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder,” jelas I Made.

Ditambahkan, pergerakan nilai tukar Rupiah yang relatif terjaga dalam beberapa hari terakhir akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang negara di pasar sekunder.

“Investor pada hari ini juga masih akan mencermati hasil dari rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB Meeting),” sambung I Made.

Sementara itu, kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin (24/10), secara teknikal telah mendukung adanya sinyal tren kenaikan harga Surat Utang Negara dalam jangka pendek. Hanya saja kenaikan harga masih akan dibatasi oleh faktor tren pergerakan harga dalam jangka menengah dan panjang yang masih menunjukkan tren penurunan harga.

Rekomendasi :

Kami masih merekomendasikan Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah yang menawarkan tingkat imbal hasil yang menarik dengan tingakt risiko fluktuasi harga yang lebih rendah dibandingkan dengan yang didapati pada tenor panjang.

Dengan inflasi yang masih terjaga, imbal hasil yang ditawarkan Surat Utang Negara masih akan menarik bagi investor. Beberapa seri yang dapat dijadikan pilihan diantaranya adalah sebagai berikut : ORI013, ORI014, SR008, SR009, FR0069, FR0053, FR0061, FR0035, FR0043, FR0063, FR0070, FR0056 dan FR0042.

Kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara menunjukkan kenaikan.

Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2018 tidak sekuat perkiraan.