Imbal Hasil Diperdagangan Senin Kemarin Bergerak Terbatas dan Bervariasi dengan Perubahan Berkisar Antara 1 - 8 Bps
Pasardana.id - Jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara (SUN) dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 22 Oktober 2018 kemarin, bergerak terbatas dengan arah perubahan yang bervariasi.
Dalam laporan riset yang dirilis Selasa (23/10/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 8 bps dimana arah perubahan yang terjadi cukup bervariasi baik di tenor pendek maupun panjang.
Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami perubahan hingga sebesar 3 bps di tengah minimnya perubahan harga yang terjadi yaitu berkisar antara 3 - 5 bps.
Sementara itu, imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami perubahan hingga sebesar 8 bps yang didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 35 bps.
Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang cenderung bergerak dengan mengalami penurrunan dengan perubahan yang terjadi berkisar antara 1 - 8 bps yang didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 5 bps hingga 65 bps.
Menurut I Made, terbatasnya perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin (22/10), juga berpengaruh terhadap pergerakan tingkat imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan, dimana pada keseluruhan seri acuan, tingkat perubahan yang terjadi kurang dari 1 bps kecuali untuk tenor 10 tahun yang mengalami penurunan sebesar 10 bps di level 8,596%.
Adapun untuk seri acuan yang lain, tingkat imbal hasilnya berada pada level 8,430%; 8,799% dan 8,999% secara berturut - turut untuk tenor 5 tahun, 15 tahun dan 20 tahun.
“Terbatasnya perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin dipengaruhi oleh faktor pelaku pasar yang cenderung menahan diri melakukan transaksi jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan diadakan pada hari ini serta pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang diadakan pada hari Senin dan Selasa, 22 - 23 Oktober 2018,” terang I Made.
Lebih rinci dijelaskan, aktivitas investor yang menahan diri untuk melakukan transaksi tercermin pada volume perdagangan yang tidak begitu besar, yaitu senilai Rp4,5 triliun.
Pada awal perdagangan, imbal hasil Surat Utang Negara cenderung mengalami kenaikan, di tengah pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika yang dibuka melemah pada awal sesi perdagangan di level 15200,00 per Dollar Amerika.
Adapun jelang berakhirnya sesi perdagangan, imbal hasil beberapa seri Surat Utang Negara terlihat mengalami penurunan yang didukung oleh meredanya tekanan terhadap nilai tukar Rupiah dan membaiknya persepsi risiko yang tercermin pada penurunan angka Credit Default Swap (CDS).
“Pada perdagangan kemarin, pemerintah melakukan penerbitan Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara seri Project Based Sukuk seri PBS020 dengan Cara Private Placement senilai Rp1,00 triliun dengan tingkat imbal hasil sebesar 9,28%,” jelas I Made.
Sementara itu, seiring dengan kenaikan imbal hasil US Treasury, imbal hasil Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika pada perdagangan kemarin juga terlihat mengalami kenaikan.
Kenaikan imbal hasil tersebut diapati pada keseluruhan seri Surat Utang Negara dengan kenaikan imbal hasil yang cukup besar didapati pada tenor menengah dan panjang.
Imbal hasil dari INDO23 dan INDO28 mengalami kenaikan sebesar 3 bps masing - masing di level 4,322% dan 4,789% setelah mengalami adanya penurunan harga berturut - turut sebesar 10 bps dan 20 bps.
Adapun imbal hasil dari INDO42 mengalami kenaikan sebesar 4 bps di level 5,466% setelah mengalami adanya penurunan harga sebesar 55 bps.

