ANALIS MARKET (19/10/2018) : Pasar Obligasi Hari Ini Berpotensi Menguat
Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat.
Menurut analis Kiwoom Sekuritas, Maximilianus Nicodemus, penguatan ini mungkin akan sedikit tertahan dikarenakan adanya RDGI pada tanggal 23 October nanti, sehingga para pelaku pasar dan investor akan sedikit menahan pembelian hari ini.
Pandangan Bank Indonesia khususnya terkait volatilitas Rupiah dan strategi Bank Indonesia hingga akhir tahun akan menjadi sentimen tersendiri pada saat RDGI nanti.
“Menilik dari tingginya volatilitas dan pelemahan Rupiah yang sudah berkisar 11%, kami menilai masih adanya potensi Bank Indonesia untuk menaikkan tingkat suku bunganya. Apalagi sedari awal mereka menyampaikan akan menggunakan strategi Front-Loaded, Pre-Emptive. Rentang kenaikkan tingkat suku bunga berkisar antara 25 bps – 50 bps,” jelas Nico dalam laporan riset yang dirilis Jumat (19/10/2018).
Sentimen positif lainnya, lanjut Nico, adalah Pemerintah dalam menjaga defisit anggaran tahun ini berkisar 1.83% - 2.04% dari GDP tahun ini. Hal ini mungkin akan menjadi yang terendah sejak 2012 silam.
Beralih dari sana, PM Inggris Theresia May memberikan signal bahwa dia akan mempertimbangkan untuk memperpanjang periode transisi selama beberapa bulan untuk proses Brexit meninggalkan Uni eropa. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan berbagai pihak. Selain itu, perundingan Brexit masih belum ada kemajuan signifikan terkait isu mengenai perbatasan wilayah antara Provinsi Irlandia Utara milik Inggris dengan Irlandia.
“Kami merekomendasikan beli hari ini namun dengan volume kecil dengan strategi jangka panjang,” ujar Nico.
Sementara itu, sebelumnya, diperdagangan obligasi kemarin (18/10), total transaksi meningkat, namun total frekuensi turun dibandingkan hari sebelumnya, ditengah tengah kenaikkan harga obligasi yang terjadi kemarin.
Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi 1 – 3 tahun, diikuti dengan < 1 tahun dan 3 – 5 tahun. Sisanya merata disemua tenor hingga yang berdurasi 20 tahun.
“Pasar obligasi kemarin (18/10), mengalami penguatan yang mungkin akan dilanjutkan pagi ini. Penurunan imbal hasil US Treasury tentu akan ikut mendorong kenaikkan harga obligasi, namun demikian tetap saja tidak akan memberikan impact yang terlalu besar,” terang Nico.

