Tingkat Ekspor Jepang Turun Delapan Bulan Berturut-turut
Pasardana.id - Tingkat ekspor Jepang turun untuk bulan kedelapan berturut-turut pada bulan Mei. Hal ini diungkapkan Departemen Keuangan Jepang pada Senin (20/6/2016).
Seperti dilansir Xinhua, pengiriman kepada negara-negara tujuan ekspor utama Jepang seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Eropa terus turun, menunjukkan pemulihan ekonomi melalu "Abenomics" ciptaan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mulai kehabisan bensin.
Pengiriman luar negeri anjlok 11,3 persen dalam setahun pada Mei dari tahun sebelumnya, dengan angka di atas perkiraan analis. Dengan impor merosot 13,8 persen pada bulan pencatatan dilakukan, defisit perdagangan mencapai 40,7 miliar yen atau sekitar US$388 juta pada Mei.
Ekspor ke Amerika Serikat turun 10,7 persen pada Mei dari tahun sebelumnya, sedangkan ekspor ke Tiongkok merosot 14,9 persen. Pengiriman ke Uni Eropa turun 4 persen, seperti data terbaru pemerintah menunjukkan.
Nilai pengiriman baja yang turun 24 persen turut menjadi faktor utama penurunan angka ekspor, demikian juga pengiriman semi konduktor yang turun 20 persen.
Seorang analis di Jepang menyatakan, bahwa ekspor tetap lemah karena permintaan dari luar negeri masih rendah dan sedang diperparah oleh penguatan yen akhir-akhir ini.
Selain itu, referendum di Inggris pada Kamis (23/6/2016) mendatang di Inggris juga telah mempengaruhi pasar, ditambah dengan penguatan yen setelah Federal Reserve AS memilih untuk mempertahankan suku bunga dan Bank of Japan tidak mengubah kebijakan monternya.
Secara keseluruhan, faktor-faktor tersebut akan meningkatkan resiko penurunan secara keseluruhan untuk ekonomi Jepang, dan selanjutnya melemahkan kebijakan ekonomi Abe yang sebelumnya telah dipertanyakan.
Tingkat impor juga telah terpengaruh oleh apresiasi yen, karena mempengaruhi harga impor minyak dan gas alam.

