ANALIS MARKET (01/10/2018) : Harga SUN Masih Berpeluang Mengalami Kenaikan
Pasardana.id - Pada perdagangan hari ini, Senin (01/10/2018), diperkirakan harga Surat Utang Negara (SUN) masih akan bergerak terbatas dengan masih berpeluang untuk mengalami kenaikan. Namun demikian, kenaikan harga akan terbatas di tengah kembali naiknya tingkat imbal hasil dari US Treasury serta penguatan mata uang Dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia.
Menurut analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra, pelaku pasar pada hari ini juga masih akan mencermati data inflasi yang akan disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), dimana pada bulan September 2018 diperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,05% dengan inflasi tahunan (YoY) diperkirakan sebesar 3,08%.
“Dengan masih terkendalinya laju inflasi, instrumen Surat Utang masih menarik untuk diakumulasi meskipun di tengah ancaman kenaikan tingkat suku bunga acuan,” jelas I Made dalam laporan riset yang dirilis Senin (01/10/2018).
Ditambahkan, selain data ekonomi domestik, beberapa data eksternal juga akan disampaikan pada pekan ini, diantaranya adalah data sektor tenaga kerja Amerika Serikat pada akhir pekan nanti, serta kebijakan moneter yang akan diambil oleh beberapa Bank Sentral, yaitu India, Australia dan Meksiko.
Secara teknikal, lanjut I Made, harga Surat Utang Negara masih berapa pada tren kenaikan harga, sehingga peluang kenaikan harga di pasar sekunder masih terbuka dalam jangka pendek. Apabila tren kenaikan harga berlanjut, akan membuka peluang perubahan arah tren pergerakan harga dalam jangka menengah panjang.
Rekomendasi :
Dengan beberapa pertimbangan di atas, maka kami masih menyarankan kepada investor untuk mencermati arah pergerakan harga Surat Utang negara di pasar sekunder. Dalam delapan tahun terakhir, kinerja pasar Surat Berharga Negara di bulan Oktober cenderung mengalami kenaikan dengan probabilitas sebesar 75%, sehingga kami cukup optimis kinerja positif tersebut akan kembali terjadi di tahun 2018.
Pilihan Surat Berharga Negara yang kami sarankan dalam kondisi tersebut adalah kombinasi dari Surat Berharga Negara dengan tenor pendek maupun panjang, dengan pilihan sebagai berikut : FR0053, FR0061, FR0043, FR0063, FR0046, FR0070, FR0042, FR0073, FR0068, FR0072 dan FR0075.
Pada sepekan kedepan terdapat tiga surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp14 triliun.
PT Pemeringkat Efek Indonesia menetapkan peringkat "idAA+" terhadap obligasi yang akan jatuh tempo yang diterbitkan oleh PT Bank Maybank Indonesia Tbk.

