Bursa Asia Melemah Tertekan Penguatan Dolar AS
Pasardana.id - Dolar Amerika Serikat dan imbal hasil obligasi AS menguat pada Kamis (28/9/2017) setelah Presiden AS Donald Trump menguraikan rancangan reformasi pajak di Negeri Paman Sam, yang pertama dalam tiga dekade terakhir.
Penguatan dolar AS memberi tekanan terhadap bursa saham di Asia, membuat indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,4 persen.
Indeks Shanghai Composite di Bursa Efek Shanghai, Tiongkok, melemah 5,63 poin, atau sekitar 0,17 persen, menjadi 3.339,64. Indeks Hang Seng di Bursa Efek Hong Kong merosot 220,83 poin, atau sekitar 0,80 persen, menjadi 27.421,60.
Sebaliknya, seperti diwartakan Reuters, indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo, Jepang, menguat 96,06 poin, atau sekitar 0,47 persen, menjadi 20.363,11. Peningkatan angka indeks yang terjadi mengikuti penguatan Wall Street pada Rabu (27/9/2017).
Indeks Kospi di Bursa Efek Korea, Seoul, Korea Selatan, berakhir datar dengan pergerakan naik tipis 0,57 poin menjadi 2.373,14.
Indeks S&P/ASX 200 di Bursa Australia meningkat 6,10 poin, atau sekitar 0,11 persen, menjadi 5.670,40. Di Asia Tenggara, indeks utama perdagangan saham Bursa Malaysia, Filipina, dan Indonesia melemah, sedangkan di Singapura, Thailand, dan Vietnam menguat.
Dalam pasar mata uang, nilai tukar dolar AS sempat menguat ke tingkat tertinggi dalam 2,5 bulan terakhir terhadap yen Jepang, yaitu 113,26 yen per dolar AS, sebelum turun ke level 113,08 yen per dolar AS hari ini.
Nilai tukar won Korsel turun ke level terendah dalam 11 pekan terakhir seiring terjadinya penguatan dolar AS. Penurunan mencapai 0,7 persen, membuat nilai tukar menjadi 1.149,1 won per dolar AS.

