ANALIS MARKET : IHSG Bergerak Mixed Cenderung Positif Hari Ini
Pasardana.id †Riset harian Kiwoom Sekuritas memperkirakan, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak mixed cenderung positif hari ini.
Beberapa faktor mendasari prediksi ini, antara lain; Dow Jones dibuka turun namun berhasil ditutup naik 0.26% pada level 21,865.37 seiring mulai meredanya isu rudal.
Adapun Bursa regional pagi ini dibuka cenderung positif setelah mengalami koreksi kemarin. Investor global cenderung meningkatkan posisi investasi pada safe haven asset seperti emas dan obligasi Pemerintah AS.
Sebelumnya, Candlestick IHSG membentuk pola hammer dekat dengan level tertinggi sebelumnya. Penembusan ke atas level 5,915 berpotensi memicu penguatan lanjutan.
“Menyikapi beberapa faktor tersebut, kami memperkirakan IHSG bergerak mixed cenderung positif hari ini,†sebut analis Kiwoom Sekuritas, yang dilansir dari laman resminya, Rabu (30/8/2017).
Lebih lanjut, laporan riset Kiwoom juga menyebutkan, beberapa aksi korporasi dari emiten layak dicermati pelaku pasar, antara lain;
CMPP - Backdoor listing
Keterbukaan informasi PT Rimau Multi Putra Pratama (CMPP) mengungkapkan rencana rights issue dan inbreng dengan PT Indonesia Airasia (IA). Rencana tersebut merupakan bagian dari skema backdoor listing IA melalui CMPP dimana CMPP akan melakukan rights issue dengan target perolehan dana mencapai Rp 3.41 Triliun melalui penerbitan 13.65 miliar lembar saham baru pada harga Rp 250 per lembar.
Sekitar 76% dana rights issue akan digunakan untuk mengambil alih sekuritas perpetual senilai Rp 2.6 Triliun yang akan dikonversi menjadi saham baru IA. Sekitar 24% dana rights issue CMPP akan dialokasikan untuk modal kerja. Rencana tersebut menunggu persetujuan RUPSLB 6 Oktober 2017.
DILD - Marketing sales
PT Intiland Development (DILD) membukukan marketing sales sebesar Rp 2.7 Triliun hingga 28 Agustus 2017. Perolehan tersebut melampui target perseroan yang mencapai Rp 2.3 Triliun untuk tahun 2017. Perseroan telah sukses meluncurkan proyek pengembangan mixed use dan high rise yang bernama Fifty Seven Promenade dengan peroleh marketing sales dari proyek tersebut sebesar Rp 1.6 Triliun, jauh diatas target perseroan yang menargetkan sebesar Rp 520 Miliar dari proyek Fifty Seven Promenade.
Adapun, pada akhir 1H 2017 total marketing sales perseroan tercatat sebesar Rp 1.1 Triliun. Sehingga setelah launching Fifty Seven Promenade total pencapian marketing sales perseroan mencapi Rp 2.7 Triliun diatas target awal perseroan sebesar Rp 2.3 Triliun.
JSMR - Penawaran KIK-EBA
PT Jasa Marga (JSMR) menyelesaikan penawaran kontrak investasi kolektif beragun aset (KIK-EBA) atas pendapatan jalan tol kelas A dan B senilai Rp 2 Triliun. Perseroan mendaftarkan EBA aset Mandiri JSMR01 surat berharga hak atas pendapatan Tol Jagorawi Kelas A dengan batas jatuh tempo 30 Agustus 2022 serta memiliki tingkat kupon sebesar 8.4% per tahun dan untuk EBA kelas B ditawarkan secara terbatas.
Perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi, yakni PT Mandiri Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT Bahan Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT BCA Sekuritas, dan PT CIMB Sekuritas Indonesia. Selain pendanaan Melalui EBA JSMR juga menerbitkan obligasi global berdenominasi rupiah dengan target dana sebesar US$ 200 Juta hingga US$ 300 Juta.
KAEF - Pabrik bahan baku obat
PT Kimia Farma (KAEF) akan mengoperasikan pabrik pembuatan bahan baku obat pada 1H 2018. KAEF dan perusahaan farmasi asal Korea Selatan, Sungwun Pharmacopia Co Ltd, telah mendirikan perusahaan patungan, PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia yang akan mengoeprasikan pabrik bahan baku obat di Cikarang (Jawa Barat).
Saat ini pembangunan fisik pabrik bahan baku obat sudah 100% selesai dan mesin tahap I sudah tiba di Tanjung Priok. Pabrik ini memiliki kapasitas 15 ton-30 ton per tahun. Pabrik ini akan membantu KAEF mengurangi impor bahan baku obat.
PTPP - Kontrak baru 7M 2017
PT Pembangunan Perumahan (PTPP) membukukan kontrak baru senilai Rp 21.8 Triliun pada 7M 2017, sekitar 53.7% dari target perolehan kontrak baru senilai Rp 40.6 Triliun tahun ini. Dari nilai pencapaian tersebut kontribusi kontrak BUMN sebesar 56.8%, swasta sebesar 28.9%, dan kontrak dari Pemerintah sebesar 14.3%. Dari pencapaian tersebut manajemen memperkirakan laba bersih sebesar Rp 732 Miliar pada 7M 2017. PTPP membukukan laba bersih sebesar Rp 572.6 Miliar pada 6M 2017.

