ANALIS MARKET : IHSG Bergerak Mixed Cenderung Menurun Hari Ini

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id †Riset harian Kiwoom Sekuritas memperkirakan, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak mixed cenderung menurun hari ini.

Beberapa faktor mendasari prediksi ini, antara lain; Dow turun 0.1% ditutup pada level 21,784.78 namun EIDO naik 0.53% ditutup pada level 26.79 sehingga dapat menopang IHSG pagi ini.  

Adapun Bursa regional diperdagangkan mixed pagi ini.  Sebelumnya, IHSG ditutup tepat pada garis diagonal resisten kuat kemarin dengan minat jual investor asing yang masih tinggi.  

“Menyikapi beberapa faktor tersebut, kami memperkirakan IHSG bergerak mixed cenderung menurun hari ini,†sebut analis Kiwoom Sekuritas, yang dilansir dari laman resminya, Jumat (08/9/2017).

Lebih lanjut, riset juga mengungkapkan, beberapa aksi korporasi dari emiten layak untuk dicermati pelaku pasar, antara lain;

IPO - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia 
PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF) berencana menggelar IPO dengan menjual maksimum 10.89 miliar saham (30% dari modal ditempatkan dan disetor). GMF akan menggunakan 60% dana IPO untuk investasi peningkatan kapasitas untuk maintenance, sekitar 15% untuk membayar pinjaman, dan sisanya untuk modal kerja. Masa penawaran awal pada tanggal 11-20 September 2017 dengan perkiraan mendapatkan pernyataan efektif pada 28 September 2017 dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 10 Oktober 2017. 

CTRA - Marketing Sales 
PT Ciputra Development (CTRA) membukukan marketing sales senilai Rp 3.85 Triliun pada 8M 2017 sekitar 45% dari target pencapaian tahun ini senilai Rp 8.5 Triliun. CTRA mengembangkan 7 proyek baru tahun ini antara lain proyek Citra Garden Sidoarjo senilai Rp 500 Miliar yang akan diluncurkan pada 3Q 2017, proyek CitraLand Cibubur dan CitraLand Talassa City Makassar. CTRA juga berencana meluncurkan proyek Ciputra Beach Resort, The Newton 2-Ciputra World Jakarta 2 (CWJ) Extention, The Suites Apartment - CWJ 2, dan CitraPlaza Batam. 

TAXI - Pefindo turunkan peringkat 
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat obligasi PT Express Transindo Utama (TAXI) dari idBBB menjadi idBB+ dengan outlook negatif atas surat utang yang diterbitkan pada tahun 2014 senilai Rp 1 Triliun. Penurunan peringkat diberikan karena kinerja TAXI masih belum mencatatkan tren positif. TAXI membukukan rugi bersih sebesar Rp 133.1 Miliar pada 1H 2017 dibandingkan rugi Rp 42.9 Miliar pada 1H 2016. 

TINS - Rencana emisi obligasi 
PT Timah (TINS) berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 1.5 Triliun yang terdiri dari obligasi senilai Rp 1.2 Triliun dan sukuk ijarah senilai Rp 300 Miliar. Obligasi itu terdiri dari dua seri dimana Seri A dengan tenor 3 tahun menawarkan kupon 8.5%-9% dan seri B dengan tenor 5 tahun menawarkan kupon 8.75%-9.25% adapun sukuk ijarah juga terdiri dari dua seri dimana seri A dengan tenor 3 tahun dimana cicilan imbalan ijarah 8.5%-9% dan seri B dengan tenor 5 tahun dengan cicilan imbalan ijarah 8.75%-9.25%. Obligasi dan sukuk ijarah mendapatkan peringkat idA+ dari Pefindo.

Sekitar 70% dari dana hasil emisi obligasi akan digunakan untuk belanja modal yang terdiri dari rekondisi peralatan serta peningkatan kapasitas produksi dan 30% lainnya akan digunakan untuk pelunasan sebagian utang jangka pendek yang berasal dari fasilitas kredit modal kerja. Sedangkan dana hasil penerbitan sukuk ijarah akan digunakan untuk rekondisi peralatan produksi. 

WSBP - Penambahan kapasitas produksi 
PT Waskita Beton Precast (WSBP) berencana menambah kapasitas pabrik beton precast di Palembang menjadi 450 ribu ton per tahun, dibandingkan kapsitas produksi saat ini mencapai 250 ribu ton. Penambahan kapasitas masih dimungkinkan didukung kepemilikan lahan masih luas di kawasan tersebut. Saat ini, perseroan baru menggunakan 6 Ha atau 25% dari total lahan yang dimiliki perseroan.

Untuk mendukung ekspansi perseroan mengalokasikan dana belanja modal sebesar Rp 897 Miliar pada tahun 2018, dimana sebesar Rp 700 Miliar dana belanja modal akan digunakan untuk pengembangan pabrik precast dan sisanya 197 Miliar untuk pengembangan readymix. Sementara itu, WSBP membukukan kontrak baru senilai Rp 7 Triliun per Agustus 2017 atau setara dengan 56.9% dari total kontrak baru senilai Rp 12.3 Triliun tahun ini.