Meski Pendapatan Meningkat, Tesla Tetap Alami Kerugian
Pasardana.id - Perusahaan produsen mobil elektrik Tesla, Inc pada Rabu (2/8/2017) merilis laporan yang menyebutkan perolehan pendapatan mencapai US$2,8 miliar, atau sekitar Rp37,3 triliun, dalam periode April sampai Juni 2017, meningkat US$1,3 miliar dari periode yang sama tahun lalu.
Meski pendapatan meningkat, namun kerugian perusahaan juga mengalami kenaikan menjadi US$336 juta, dari sebelumnya hanya US$293 juta tahun lalu.
Para investor tetap menanggapi positif laporan Tesla tersebut. Saham Tesla tetap diminati dan meningkat 8 persen pada perdagangan after-hours.
Seperti dilaporkan BBC News, Tesla menyatakan pendapatan sebesar US$2,3 miliar pada periode April sampai Juni 2017 berasal dari unit otomotif perusahaan tersebut. Jumlahnya hampir sama dari kuartal sebelumnya, namun 93 persen lebih tinggi dari periode April sampai Juni 2016.
Di sisi lain, pengeluaran perusahaan untuk penelitian dan pengembangan serta penjualan juga meningkat, menyebabkan terjadinya peningkatan kerugian sebesar 15 persen.
Pengeluaran membengkak dalam upaya Tesla meningkatkan produksi mobil elektrik dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat luas.
Tesla menyatakan kepada para pemegang saham bahwa pendapatan perusahaan akan meningkat secara signifikan pada semester kedua 2017, sedangkan pengeluaran tidak mengalami perubahan.
Tesla telah mengirimkan sekitar 47.000 mobil high-end produksinya, Model S dan X, pada semester pertama 2017, jumlah tersebut lebih tinggi 50 persen dari tahun sebelumnya.
Sedangkan mobil jenis terbaru produksi Tesla, Model 3, yang mulai dikirimkan ke konsumen pekan lalu, rata-rata dipesan 1.800 buah per hari.
Tesla berharap dapat memproduksi Model 3 sebanyak 5.000 buah per pekan sampai akhir 2017. Untuk selanjutnya, Tesla menargetkan akan memproduksi sekitar 500.000 unit per tahun di pabriknya di Fremont, Kalifornia, AS, atau sekitar 10.000 unit per pekan.

