Wall Street Anjlok Akibat Meruncingnya Kontroversi Trump
Pasardana.id - Wall Street anjlok pada Rabu (17/5/2017), dengan seluruh indeks utama di Bursa Efek New York, Amerika Serikat, mengalami penurunan harian tercuram sejauh ini pada 2017 akibat meruncingnya kontroversi seputar Presiden AS Donald Trump.
“Pasar merespon kemungkinan bahwa reformasi pajak, belanja infrastruktur, reformasi perawatan kesehatan, dan transaksi perdagangan tidak akan terwujud,†kata Brendan Ahern, Chief Investment Officer Krane Funds Advisors, seperti dikutip Xinhua.
Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 372,82 poin, atau sekitar 1,78 persen, menjadi 20.606,83. Dua saham utama yang tedaftar dalam indeks Dow Jones, Goldman Sachs dan JP Morgan Chase, mengalami penurunan tajam. Saham Goldman anjlok 5,27 persen dan saham JP Morgan merosot 3,81 persen.
Indeks S&P 500 melemah 43,63 poin, atau sekitar 1,82 persen, menjadi 2.357,03. Sektor finansial memimpin pelemahan indeks S&P 500 dengan penurunan lebih dari tiga persen.
Indeks komposit Nasdaq melorot 158,63 poin, atau sekitar 2,57 persen, menjadi 6,011,24. Dengan melorotnya angka indeks, maka berakhir sudah pencapaian angka rekor penutupan tertinggi yang berlangsung dua sesi beruntun.
Para analis menyebut kontroversi teranyar Trump membebani sentimen dan kinerja pasar. Rakyat AS dihebohkan berita New York Times yang menyebut Trump berusaha menghalangi ditegakkannya keadilan dengan meminta eks Direktur FBI James Comey, yang telah dipecat Trump, untuk mengakhiri penyelidikan terhadap mantan penasehat keamanan nasional AS, Michael Flynn.
“Saya harap Anda tidak membiarkan hal ini berlanjut,†kata Trump kepada Comey saat itu, seperti diungkap dalam laporan New York Times. Surat kabar terkemuka AS tersebut mengutip pernyataan dua orang yang telah membaca memo yang ditulis Comey tak lama setelah melakukan pertemuan dengan Trump di Oval Office, sehari setelah Flynn mengundurkan diri akibat skandal hubungannya dengan pihak Rusia terkuak.
Para investor sangat terkejut dengan kabar terkait Trump dan kini meragukan kemampuan sang presiden untuk mewujudkan program pertumbuhan ekonomi yang diwacanakannya. Indeks volatilitas CBOE yang merupakan indikator kekhawatiran para investor di Wall Street meningkat 46,38 persen menjadi 15,59. Sepekan lalu, angka indeks sempat mencapai angka hanya 9,77, terendah dalam dua dekade terakhir.
Para analis mencatat bahwa inilah kali pertama pasar saham telah mengisyaratkan perilaku beresiko sebagai respon terhadap meningkatnya resiko politik di Washington. Tren penurunan diperkirakan akan berlanjut untuk kedepannya.

