Imbal Hasil SUN Diperdagangan Kemarin Bergerak Terbatas dengan Perubahan Berkisar Antara 1 - 6 Bps

Foto : Istimewa

Pasardana.id - Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 22 Februari 2017 kemarin, bergerak terbatas dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah jelang disampaikannya notulen Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika.

"Perubahan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 6 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 5 - 10 tahun," jelas analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id di Jakarta, Kamis (23/2/2017).

Dijelaskan, Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak terbatas dengan mengalami perubahan hingga sebesar 1 bps di tengah perubahan harga yang hanya berkisar antara 1 - 3 bps.

Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami penurunan berkisar antara 2 - 4 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 25 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang juga cenderung bergerak bervariasi dengan adanya perubahan hingga sebesar 6 bps didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 40 bps.

Menurut I Made, setelah bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan imbal hasil sejak awal pekan, imbal hasil Surat Utang Negara mulai menunjukkan adanya penurunan meskipun penurunan imbal hasil tersebut masih terbatas untuk sebagian besar seri Surat Utang Negara.

"Penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin didukung oleh meredanya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, meskipun di saat yang sama dollar Amerika menunjukkan penguatan terhadap mata uang utama dunia," terangnya.

Namun demikian, lanjut I Made, penurunan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin tidak didukung oleh volume perdagangan yang cukup besar, mengindikasikan bahwa pelaku pasar masih cenderung menahan diri untuk melakukan transaksi jelang disampaikannya notulen Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Minutes) yang akan disampaikan pada hari Rabu waktu setempat.

"Pelaku pasar masih mencermati sinyal kebijakan moneter yang akan diambil oleh Bank Sentral Amerika pada pertemuan di akhir Januari 2017. Seiring dengan membaiknya sektor tenaga kerja serta Amerika serta data inflasi yang juga mulau menunjukkan peningkatan, pelaku pasar berspekulasi bahwa Bank Sentral Amerika akan kembali menaikkan suku bunga acuan di bulan Maret 2017 lebih awal dari estimasi sebelumnya di bulan Mei - Juni 2017," papar I Made.

Sehingga secara keseluruhan, lanjut dia, perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin hanya mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun, 10 tahun dan 20 tahun sebesar 2 bps masing - masing di level 7,239%, 7,539% dan 8,104%.

Adapun terhadap seri acuan dengan tenor 15 tahun imbal hasilnya relatif tidak banyak mengalami perubahan di level 7,847%.