ANALIS : Harga SUN Hari Ini Masih Bergerak Terbatas
Pasardana.id - Pada perdagangan hari ini diperkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas dengan arah pergerakan harga yang bervariasi sebagai respon atas notulen Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Minutes).
Menurut analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra, FOMC Minutes yang disampaikan kemarin memberikan sinyal bahwa suku bunga Bank Sentral Amerika (Fed Fund Rate/FFR) akan mengalami kenaikan dalam waktu dekat (fairly soon) apabila didukung oleh kondisi sektor tenaga kerja serta data inflasi terus mengalami penguatan sesuai dengan ekspektasi dari Bank Sentral Amerika.
"Dengan sinyal tersebut, pelaku pasar akan mencermati data sektor tenaga kerja Amerika di bulan Februari 2017 yang akan disampaikan pada hari Jum'at 10 Meret 2017 dan data inflasi di tanggal 15 Maret 2017 menjelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika yang akan dilaksanakan pada hari Selasa - Rabu, 14 - 15 Maret 2017," terang I Made kepada Pasardana.id di Jakarta, Kamis (23/2/2017).
Dijelaskan, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup turun di level 2,415% sebagai respon atas FOMC Minutes dan pelaksanaan lelang US Treasury tenor 5 tahun senilai US$34 miliar dengan tingkat imbal hasil sebesar 1,937%.
Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) masing - masing ditutup turun pada level 0,28% dan 1,203% yang ditengah kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian politik di negara Perancis, mendorong investor untuk melakukan pembelian aset yang lebih aman (safe haven asset).
Menurut I Made, dengan pergerakan imbal hasil surat utang global yang bergerak dengan mengalami penurunan serta membaiknya persepsi resiko, maka akan berpeluang untuk mendorong terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika.
Adapun harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang rupiah kami perkiarakan masih akan bergerak terbatas dalam jangka pendek, dimana secara teknikal sebagian besar seri Surat Utang Negara berada pada area konsolidasi.
"Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara di tengah pelaku pasar yang masih akan mencermati beberapa data dari dalam dan luar negeri sebelum kembali melakukan akumulasi pembelian Surat Utang Negara," terangnya.
Lebih lanjut dijelaskan, dengan kondisi tersebut disarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum fluktuasi harga Surat Utang Negara di pasar sekunder.
"Kami masih merekomendasikan Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah sebagai portofolio trading seperti seri FR0066, FR0038, FR0048, FR0069,FR0036, FR0031 serta ORI013. Adapun untuk tenor panjang dapat diakumulasi secara bertahap saat terjadi koreksi dengan pilihan pada seri FR0052, FR0073, FR0054, FR0058, FR0074, FR0065 dan FR0068," tandasnya.

