ANALIS MARKET (05/12/2017) : IHSG Bergerak Terbatas, Support di Level 5,940 dan Resistance 6,055

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id “ Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, indeks harga saham gabungan (IHSG) diperdagangan kemarin (04/12) berhasil rebound dari penurunan tajam pada akhir pecan, namun masih belum mampu menembus resisten MA20-nya.

Posisi IHSG hari ini diperkirakan, Support berada di level 5,940 dan Resistance di level 6,055, sebut analis Kiwoom Sekuritas, yang dilansir dari laman resminya, Selasa (05/12/2017).

Sementara itu, dari eksternal, Indeks Dow Jones ditutup lebih tinggi setelah Senat AS meloloskan RUU Reformasi Pajak, namun S&P 500 dan Nasdaq ditutup lebih rendah karena penurunan saham sektor teknologi.  

Adapun Indeks Nikkei 225, Kospi, dan All Ordinaries pagi ini dibuka lebih rendah.  

Lebih lanjut, riset Kiwoom juga menyebutkan beberapa aksi korporasi yang layak dicermati pelaku pasar diperdagangan hari ini, antara lain;

DMAS - Marketing sales 
PT Puradelta Lestari (DMAS) mencetak marketing sales seluas 59.1 Ha, meningkat 21.6 Ha dibandingkan per September 2017 yang seluas 37.5 Ha. Realisasi tersebut mencapai 98.5% dari target tahun ini yang seluas 60 Ha. Peningkatan marketing sales disumbangkan oleh penjualan lahan sebesar 20 Ha kepada perusahaan manufaktur asal Amerika Serikat, Kohler Co.

Kohler telah telah melakukan peletakan batu pertama pembangunan fasilitas produksi di kawasana industri Greenland di Kota Deltamas pada tanggal 28 November 2017. Penjualan lahan kepada Kohler dinilai akan memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pendapatan usaha perseroan pada tahun ini. 

EMTK - Rencana non-preemptive rights 
PT Elang Mahkota Teknologi (EMTK) berencana menerbitkan maksimal 564 juta lembar saham baru (10% saham) tanpa HMETD (non-preemptive rights). Harga pelaksanaan non-preemptive rights ditetapkan minimal Rp 8,616 per lembar saham yang merupakan harga rata-rata 25 hari perdagangan bursa sebelum tanggal pengumuman non-preemptive rights.

Saham baru tersebut akan meningkatkan porsi saham publik dari 24.73% saat ini menjadi 31.58% setelah pelaksanaan non-preemptive rights. Dana hasil emisi saham baru akan dialokasikan untuk mendukung modal kerja. Rencana tersebut menunggu persetujuan RUPSLB yang dijadwalkan berlangsung pada 10 Januari 2018. 

JSMR - Kembali garap project bond 
Setelah sukses menerbitkan project bond senilai Rp1.5 Triliun yang oversubscribed hingga Rp15.7 Triliun atas jalan tol JORR W2 (Kebon Jeruk-Ulujami) sepanjang 7.67 Km, perseroan akan kembali mencari peluang untuk menerbitkan instrumen serupa. Belum diketahui atas aset yang mana, namun beberapa yang potensial antara lain ruas Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa (Bali), dan Surabaya Mojokerto (Jawa Timur). 

PGAS - Holding BUMN Migas 3 bulan lagi 
Menteri BUMN Rini Soemarno menyatakan holding BUMN Migas akan terlaksana paling lambat dalam 3 bulan ke depan, dimana Pertagas (anak usaha Pertamina) akan dialihkan menjadi anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (PGAS), dan PGAS akan menjadi anak usaha Pertamina. 

SUGI - Status Petroselat 
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menyatakan Petroselat Ltd. dalam status insolven karena mayoritas kreditur menolak usulan proposal perdamaian yang disampaikan Petroselat Ltd. Anak perusahaan PT Sugih Energy (SUGI), PT Petronusa Bumibakti dan PT International Mineral Resource Inc. masing-masing tercatat memiliki 51% dan 4% saham Petroselat Ltd.

Berdasarkan keputusan pengadilan tersebut maka para pemegang participating interest melakukan koordinasi dengan SKK Migas untuk memastikan kegiatan operasional di Wilayah Kerja Selat Panjang dapat terus berjalan. 

TINS - Belanja modal 
PT Timah (TINS) menganggarkan belanja modal senilai Rp 1 Triliun-Rp 1.5 Triliun pada tahun depan. Dana ini akan digunakan untuk memperbesar kapasitas produksi, eksplorasi dan membeli peralatan. Dana belanja modal berasal dari kas internal. TINS akan membangun pengolahan dan pemurnian (smelter) di Muntok (Bangka Barat). Selain itu, TINS juga akan menambah kapal produksi dan mencari sumber timah baru dengan melakukan ekplorasi ke beberapa wilayah di Indonesia dan luar negeri. Saat ini, rencana eksplorasi sudah dalam tahap menunggu kesepakatan kerjasama. 

TPIA - Penawaran obligasi 
PT Chandra Asri Petrochemical (TPI) menawarkan Rp500 Miliar obligasi. Terdiri dari 3 seri dengan tenor dan imbal hasil masing-masing 3 tahun (8.4%), 5 tahun (9.1%), 7 tahun (9.75%). Penawaran umum 5-7 Desember. Listing 13 Desember 2017.