Tak Tunggak Utang, Investor Dapat Marjin Dari Pendanaan Efek

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Regulator pasar modal akan memberi ijin operasional PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI), jika sistem teknologi informasi-nya telah bersambung dengan PT Pefindo Biro Kredit. Dengan demikian Anggota Bursa (AB) yang ingin mendapat pendanaan dari PEI diwajibkan menjadi anggota Pefindo Biro Kredit.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio mengatakan, hal itu penting untuk memastikan profil investor yang mendapat pembiayaan atau margin tersebut layak kredit atau kategori lancar, dalam menunaikan kewajbannya pada lembaga jasa keuangan lainnya.

Investor yang mendapat fasilitas margin dari PEI harus dicek profilnya di Pefindo biro kredit, sehingga AB tahu berapa utang dan pembayaran si investor, terang Tito di Jakarta, Rabu (13/12/2017).

Ia menambahkan, hal itu sebagai tambahan bentuk mitigasi yang disyaratkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam opersional PEI.

Diharapkan, sistem teknologi antara PEI, AB dan Pefindo akan tersambung dalam waktu dekat. Kami harap kuartal I 2018 sudah rampung dan beroperasi, ucap Tito.

Untuk diketahui, PEI hanya melakukan pembiayaan hingga Rp100 miliar kepada anggota bursa (AB) dengan MKBD (Modal Kerja Bersih Disesuaikan) diatas Rp250 miliar.

Adapun dari penelusuran Pasardana.id terdapat 24 perusahaan efek dengan MKBD diatas Rp250 miliar.

Perusahaan efek tersebut adalah :

  • Bahana Sekuritas dengan MKBD Rp257.619.370.469,00,
  • BCA Sekuritas dengan MKBD Rp337.843.019.222,00,
  • CitiGroup Securities Indonesia dengan MKBD Rp408.788.555.731,00,
  • CLSA Securities Indonesia dengan MKBD Rp436.312.710.143,00,
  • Credit Suisse Indonesia dengan MKBD Rp1.092.366.807.375,00,
  • Daewoo Securties Indonesia dengan MKBD Rp382.655.096.520,00,
  • Danareksa Sekuritas dengan MKBD Rp271.200.078.077,00,
  • Deutsche Securities Indonesia dengan MKBD Rp299.630.009.087,00,
  • Indopremier Securities Indonesia dengan MKBD Rp359.263.978.754,00,
  • JP Morgan Securities Indonesia dengan MKBD Rp681.684.970.188,00,
  • Maccquare Capital Securities Indonesia dengan MKBD Rp327.075.722.518,00,
  • Mandiri Sekuritas dengan MKBD Rp516.745.472.488,00,
  • Maybank Kim Eng Securities Indonesia dengan MKBD Rp732.633.556.893,00,
  • Merrill Lynch Indonesia dengan MKBD Rp287.695.927.937,00,
  • Morgan Stanley Asia Indonesia dengan MKBD Rp337.770.774.736,00,
  • Nomura Indonesia dengan MKBD Rp323.716.145.912,00,
  • Pacific Capital dengan MKBD Rp Rp254.851.792.005,00,
  • Panin Sekuritas dengan MKBD Rp360.511.770.549,00,
  • RHB Securities Indonesia dengan MKBD Rp270.529.670.092,00,
  • Sinarmas Sekuritas dengan MKBD  Rp626.918.779.860,00,
  • Trimegah Sekuritas Indonesia dengan MKBD Rp310.411.212.000,00,
  • UBS Securities Indonesia dengan MKBD Rp401.832.364.036,00 dan
  • Yuanta Securities Indonesia dengan MKBD Rp304.012.479.579,00.