ANALIS MARKET (01/11/2017) : Dibayangi Aksi Profit Taking, Pergerakan IHSG Cenderung Menurun Hari Ini

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas memperkirakan, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak cenderung menurun hari ini karena dibayangi aksi profit taking dan menyusutnya sentimen positif atas kinerja keuangan 9M 2017 yang telah dipublikasikan.

Selain itu, riset juga mengungkapkan beberapa factor lain yang mendasari prediksi tersebut, antara lain; Dow Jones naik 28.5 poin ditutup pada level 23,377.2 ditengah sentimen rapat FOMC dimana pasar memperkirakan The Fed masih tetap pada strategi menaikkan suku bunga secara bertahap. 

Adapun Bursa regional diperdagangkan cenderung positif pagi ini diharapkan dapat menopang IHSG hari ini. 

Sebelumnya, IHSG ditutup menguat kemarin dengan dukungan aksi beli investor asing, namun candlestick membentuk pola long black candle dengan upside gap yang berpotensi memicu koreksi teknikal hari ini. 

“Kami memperkirakan IHSG bergerak cenderung menurun hari ini," sebut analis Kiwoom Sekuritas, yang dilansir dari laman resminya, Rabu (01/11/2017).

Lebih lanjut, riset juga menyebutkan beberapa aksi korporasi dari para emiten yang layak untuk dicermati pelaku pasar diperdagangan hari ini, antara lain;

WSKT - Pinjaman sindikasi 
PT Waskita Karya (WSKT) meraih pinjaman sindikasi senilai Rp 5.9 Triliun dengan bunga sebesar 8.75% dari 10 lembaga jasa keuangan. Pinjaman indikasi tersebut untuk mendukung percepatan pelaksanaan pembangunan untuk proyek light rail transit (LRT) Palembang.

PT Bank Negara Indonesia (BBNI) bertindak sebagai mandated lead arranger dan bookrunner. Adapun Bank of Tokyo- Mitsubishi UFJ (BTMU) juga berperan sebagai mandated lead arranger. Selanjutnya, delapan lembaga keuangan lainnya yang menjadi kreditor WSKT, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Sarana Multi Infrastruktur, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR), PT Bank Panin (PNBN), PT ICBC Indonesia, PT Bank Papua, PT Bank Riau Kepri, dan PT Bank Sumsel Babel.

Pinjaman yang di peroleh perseroan akan jatuh tempo pada 31 Desember 2018. 

WSKT - Proyek jalan tol WTR 
Anak perusahaan PT Waskita Karya (WSKT), PT Waskita Toll Road (WTR), diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp 20 Triliun untuk memenuhi kebutuhan modal pembangunan jalan tol sepanjang 761.7 KM hingga tahun 2019.

Selama ini kecukupan dana investasi berasal dari suntikan modal WSKT dimana nilai yang telah dikucurkan kepada WTR mencapai Rp 10 Triliun. Untuk mencukupi kebutuhan pendanaan WTR berencana menjual sebagian ruas tol yang telah dimiliki serta melakukan IPO. 

TPIA - Rilis global bond 
PT Chandra Asri Petrochemical (TPIA) menerbitkan surat utang global berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) di Singapore Stock Exchange dengan target meraih dana senilai US$ 300 Juta atau setara Rp 4.05 Triliun. Obligasi ini menawarkan kupon 5.1% per tahun.

Dana hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk keperluan ekspansi pabrik polietilena dan belanja modal tahun depan. Sebelumnya TPIA telah memiliki fasilitas pabrik polietilena yang memiliki kapasitas sebesar 336,000 ton per tahun dan berencana menambah pabrik baru.

Sehingga kapasitas produksi akan meningkat menjadi 736,000 ton per tahun dengan pabrik baru yang ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2020.