ANALIS MARKET (18/10/2017) : IHSG Bergerak Mixed Cenderung Menurun Hari Ini

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas memperkirakan, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak mixed cenderung menurun hari ini.

Beberapa faktor mendasari prediksi ini, antara lain; Dow Jones naik 40.5 poin ditutup pada level tertinggi baru 22,997.4 didukung sentimen positif kinerja keuangan perusahaan Amerika. 

Adapun Bursa regional diperdagangkan mendatar pagi ini seiring sepinya berita penggerak pasar. 

Sebelumnya, Candlestick IHSG membentuk pola "hanging man" yang terbentuk di puncak tren, berpotensi memberi sinyal yang rancu ditengah tingginya aksi jual investor asing kemarin.  

“Menyikapi kondisi tersebut, kami memperkirakan IHSG bergerak mixed cenderung menurun hari ini," sebut analis Kiwoom Sekuritas, yang dilansir dari laman resminya, Rabu (18/10/2017).

Lebih lanjut, riset juga menyebutkan beberapa aksi korporasi dari emiten yang layak dicermati pelaku pasar diperdagangan hari ini, antara lain;

ANJT - Peningkatan produksi 
PT Austindo Nusantara Jaya (ANJT) meraih total produksi tandan buah segar (TBS), CPO, dan inti sawit sebanyak 687,982 ton sampai September 2017, naik 10.19% dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak 624,347 ton. Sampai September 2017, area tertanam perseroan miliki seluas 47,080 Ha dari sisi inti, dan yang plasma luas area tertanam mencapai 3,122 Ha.

Sementara itu, perseroan mengalokasikan belanja modal tahun sebesar US$ 63.7 Juta, yang sebagian besar digunakan untuk melanjutkan program penanaman kelapa sawit di Papua dan Sumatera Selatan. 

BBRI - Stock split 
PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) kembali melakukan aksi korporasi pemecahan nilai nominal saham (stock split) pada 2017, setelah sebelumnya aksi serupa pada tahun 2011. Aksi ini dilatarbelakangi harga saham BBRI telah meningkat dalam lima tahun terakhir dengan volume perdagangan saham menunjukan tren penurunan seiring dengan semakin tingginya harga saham.

Perseroan melaksanakan pemecahan nominal saham (stock split) dengan rasio 1:5 dengan pertimbangan bahwa rasio dimaksud merupakan rasio yang paling optimal bagi investor ritel. Rencana tersebut menunggu RUPSLB 18 Oktober 2017 (hari ini).

Jika mendapat persetujuan, rencana perdagangan dengan nilai nominal baru akan dilaksanakan pada tanggal 10 November 2017. 

TLKM - Telkomsel pemenang lelang frekuensi 
Anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM), PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), keluar sebagai pemenang lelang frekuensi 2.3 GHz yang diselenggarakan Menkominfo dengan nilai penawaran Rp 1 Triliun. Dengan demikian Telkomsel berhak atas tambahan lebar pita (bandwidth) frekuensi 30 MHz menjadi 82.5 MHz dari 52.5 MHz saat ini.

Dengan jumlah pelanggan mencapai 173.9 juta maka rasio spektrum Telkomsel tercatat naik menjadi 0.47 Hz per pelanggan dari 0.3 Hz per pelanggan.

Penambahan spektrum diharapkan dapat mengatasi masalah penurunan layanan di daerah yang padat pelanggan seperti di wilayah perkotaan. 

WIKA - Rencana ekspansi 
PT Wijaya Karya (WIKA) terus memperluas ekspansi bisnis ke luar negeri dengan menjajaki proyek senilai Rp 1.5 Triliun di Aljazair. Sebelumnya perseroan sudah mendapatkan kontrak infrastruktur di Thailand senilai kurang lebih Rp 300 Miliar dan kontrak di Filipina senilai Rp 100 Miliar yang diharapkan masih dapat bertambah sekitar Rp 500 Miliar hingga akhir tahun ini.

Total kontrak luar negeri pada 2017 diperkirakan mencapai Rp 4.5 Triliun. Perseroan menargetkan pendapatan luar negeri bertumbuh 25% dalam lima tahun mendatang. Sedangkan sumbangan proyek luar negeri terhadap total pendapatan perseroan sebesar diperkirakan baru mencapai 5% tahun ini.