Pound Menguat, London FTSE Merosot
Pasardana.id - Pound sterling mengalami penguatan menjadi US$1,3312 per pound, kenaikan 0,13 persen dari sebelumnya, pada Senin (5/9/2016) setelah indeks manajer pembelian Markit/CIPS menunjukkan aktivitas dalam sektor jasa di Inggris mencatatkan peningkatan bulanan terbesar dalam sejarah.
Para analis menyebut data tersebut mengindikasikan bahwa Inggris akan terhindar dari resesi di sisa tahun ini. ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Prospek penguatan pound ada di ufuk setelah angka PMI hari ini menunjukkan bahwa kemunduran perekonomian akibat hasil referendum Uni Eropa tidak akan menjadi kenyataan,ââÅ¡¬ kata Ranko Berich dari Monex Europe kepada BBC News.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Angka yang positif tersebut menghapuskan peluang terjadinya kontraksi ekonomi yang parah di kuartal ketiga, yang tadinya diperkirakan akan berlangsung,ââÅ¡¬ imbuh Berich.
Indeks FTSE 100 di Bursa Efek London, Inggris, terpengaruh penguatan pound. Angka indeks turun 15,18 poin, atau sekitar 0,22 persen, menjadi 6.879,42. Sub indeks sektor perbankan turun, dengan saham Royal Bank of Scotland anjlok 3,5 persen dan saham Lloyds Banking Group merosot 2,1 persen setelah komentar negatif dari para analis Deutsche Bank.
Penurunan angka indeks yang terjadi teredam penguatan saham sektor pertambangan. Saham BHP Billiton naik 1,3 persen dan saham Randgold Resources menguat 1,6 persen.
Di sektor ritel, saham Marks and Spencer turun 1,4 persen setelah mengkonfirmasi akan mengurangi sekitar 500 karyawan di kantor pusat.
Sementara itu indeks Dax 30 di Bursa Efek Frankfurt, Jerman, melemah 11,60 poin, atau sekitar 0,11 persen, menjadi 10.672,22. Indeks Ibex 35 di Bolsa de Madrid, Spanyol, menguat 44,40 poin, atau sekitar 0,50 persen, menjadi 8.953,30. Indeks Cac 40 di EuroNext Paris, Perancis, berakhir datar dengan pergerakan turun hanya 1,09 poin menjadi 4.541,08.
Bursa Efek New York di Amerika Serikat tutup pada Senin karena libur perayaan Labor Day.

