ANALIS : Minim Sentimen Positif, Indeks Cenderung Melemah
Pasardana.id - Beragam sentiment baik dari global maupun domestik diperkirakan masih dominan mempengaruhi pergerakan indeks di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan hari ini, Selasa (6/9/2016).
Dalam laporan riset hariannya yang diterima Pasardana.id, Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan mengungkapkan bahwa beberapa sentiment yang dimaksud, antara lain; Harga minyak mentah dunia masih mengalami penguatan, dimana minyak WTI tercatat menguat +1.64% pada level 45.17 USD/barel dan minyak Brent menguat sebesar +1.71% pada level 47.63 USD/barel.
Penguatan terjadi setelah Menteri Energy Arab Saudi, Khalid Al-Falih mengatakan bahwa optimis akan terjadi kesepakatan kerjasama pada pertemuan antara OPEC dan negara penghasil minyak lainnya di Algiers pada bulan ini. Hal tersebut didukung oleh Rusia dan Iran yang diperkirakan akan menyetujui proposal pembekuan produksi, dimana pada bulan April lalu proposal tersebut belum disetujui.
Dari Eropa, Data penjualan ritel mengalami kenaikan pada bulan Juli sebesar 1.1% MoM, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar -0.1% dan secara tahunan tercatat tumbuh sebesar 2.9% YoY, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1.7%.
Dari dalam negeri, lanjut Putu, Rupiah mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika sebesar +0.48% menjadi 13,197/USD.
Data Indeks Kepercayaan Konsumen Indonesia mengalami penurunan pada bulan Agustus menjadi 113.3, dari sebelumnya yang tercatat sebesar 114.2.
Jumlah Harta yang telah melaporkan Tax Amnesty sampai saat ini adalah sebesar 223.9 Triliun, dengan uang tebusan sebesar 4.78 Triliun atau hanya sebesar 2.9% dari target sebesar 165 Triliun. Ada sebanyak 31,629 wajib pajak yang telah melaporkan. Repatriasi baru hanya sebesar 13.1 Triliun, deklarasi luar negeri sebesar 35.6 Triliun dan deklarasi dalam negeri sebesar 175 Triliun.
"Melihat data ekonomi yang dirilis diatas, maka kami memperkirakan IHSG pada hari ini akan mengalami mengalami konsolidasi dengan kecenderungan melemah, mengingat minimnya sentiment positif yang mendukung pergerakan IHSG. Pandangan investor masih tertuju pada kepastian kenaikan suku bunga The Fed dan realisasi Tax Amnesty," jelas Putu di Jakarta, Selasa (6/9/2016).
Lebih lanjut, Putu menilai, secara technical IHSG selalu mencoba untuk menembus level MA 20, tetapi hal tersebut selalu tertahan dengan aksi profit taking. Investor juga tengah menunggu rilis data ekonomi dalam negeri yang akan dirilis pekan ini, seperti cadangan devisa, penjualan ritel dan neraca perdagangan.
"Indeks diperkirakan akan bergerak pada range 5,320 - 5,400," tandasnya.

