Respon Data Ekonomi, Imbal Hasil SUN Bergerak Bervariasi

foto : istimewa

Pasardana.id - Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 15 Agustus 2016 kemain, bergerak bervariasi sebagai respon atas data neraca perdagangan di periode Juli 2016.

Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dengan arah perubahan imbal hasil yang bervariasi pada keseluruhan tenor Surat Utang Negara.

Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek, mengalami perubahan berkisar antara 2 - 4 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga berkisar antara 2 - 15 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami perubahan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh perubahan harga yang berkisar antara 4 - 15 bps dan imbal hasil dari Surat Utang Negara bertenor panjang (di atas 7 tahun) yang mengalami perubahan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 3 - 40 bps.

Dalam riset hariannya yang diterima Pasardana.id, Selasa (16/8/2016), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan bahwa perubahan harga yang cukup bervariasi pada perdagangan kemarin sebagai respon pelaku pasar atas data neraca perdagangan bulan Juli 2016, dimana Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa di bulan Juli 2016 terjadi surplus neraca perdagangan senilai US$598,3 juta.

Surplus tersebut diperoleh dari nilai ekspor sebesar US$9,51 miliar lebih tinggi dari nilai impor yang sebesar US$8,91 miliar.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Hanya saja nilai ekspor di bulan Juli 2016 mengalami penurunan yang cukup besar dibandingkan dengan nilai ekspor di bulan Juni 2016 yaitu turun sebesar 26,67% dan turun sebesar 17,02% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015, dimana analis memperkirakan bahwa akan terjadi peningkatan nilai ekspor sebesar 1,90%,ââÅ¡¬ papar I Made.

Hal tersebut, jelas dia, mengindikasikan bahwa permintaan terhadap komoditas ekspor Indonesia di pasar global mengalami penurunan dimana dalam jangka panjang kondisi tersebut akan berdampak buruk terhadap aktivitas perdagangan internasional.

Secara keseluruhan, Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa di tahun 2016, neraca perdagangan mencatatkan surplus senilai US$4,17 miliar dari nilai ekspor yang sebesar US$79,08 miliar dan nilai impor yang sebesar US$74,91 miliar. Adapun pada periode yang sama tahun 2015, surplus neraca perdagangan mencapai US$5,86 miliar.

Respon pelaku pasar cukup bervariasi terhadap data tersebut, dimana dengan adanya surplus neraca perdagangan pelaku pasar optimis terhadap stabilitas nilai tukar rupiah, sementara itu sebagian lainnya khawatir dengan prospek kinerja ekspor kedepannya.

Lebih lanjut diungkapkan, terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut mempengaruhi terbatasnya perubahan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan, dimana untuk tenor 5 tahun dan 10 tahun masing - masing mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 6,61% dan sebesar 2 bps di level 6,78%. Adapun untuk seri acuan dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun terlihat mengalami penurunan sebesar 1 bps pada level 7,17% dan 7,28%.