Harga SUN Berdenominasi Dollar AS Pada Perdagangan Kemarin Justru Terkoreksi

foto : istimewa

Pasardana.id - Dalam laporan riset hariannya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Jumat (2/9/2016), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, berbeda dengan yang didapati pada perdagangan Surat Utang Negara di pasar domestik, pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika pada perdagangan kemarin justru mengalami koreksi sehingga mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil yang didapati pada keseluruhan seri Surat Utang Negara.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Imbal hasil dari INDO-20 mengalami kenaikan sebesar 3 bps pada level 2,142%. Adapun imbal hasil dari INDO-26 dan INDO-46 masing - masing mengalami kenaikan sebebsar 9 bps dan 6 bps di level 3,392% dan 4,392% setelah mengalami penurunan harga sebesar 75 bps dan 115 bps,ââÅ¡¬ tutur I Made.

Sementara itu, lanjut dia, volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp9,78 triliun dari 34 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp5,78%.

Obligasi Negara seri FR0056 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,59 triliun sekaligus menjadi Surat Utang Negara yang paling sering diperdagangkan, sebanyak 71 kali transaksi.

Obligasi seri acuan dengan tenor 10 tahun tersebut diperdagangkan pada harga rata - rata 109,50% dengan tingkat imbal hasil sebesar 7,03%. Sementara itu Sukuk Negara Ritel seri SR007 menjadi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan volume perdagangan terbesar, yaitu senilai Rp518,13 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 101,25% dengan tingkat imbal hasil sebesar 6,24%.

Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp689,5 miliar dari 30 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap II Tahun 2016 Seri C (BEXI03CCN2) dan Obligasi I Indonesia Infrastructure Finance Tahun 2016 Seri A (IIFF01A) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, yaitu masing - masing senilai Rp100 miliar.

Lebih lanjut I Made menjelaskan, dari perdagangan surat utang di pasar global, imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin relatif bergerak terbatas seiring dengan pelaku pasar yang masih menantikan data sektor tenaga kerja Amerika.

Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan terbatas pada level 1,572% dari posisi penutupan sebelumnya di level 1,581%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama ditutup dengan tidak banyak mengalami perubahan di level -0,06% setelah sempat mengalami kenaikan hingga menyentuh level -0,04% pada perdagangan kemarin. Sementara itu, imbal hasil surat utang Jepang ditutup dengan mengalami kenaikan di level -0,053% dari posisi penutupan sebelumnya di -0,071%.

Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat terbatas sebesar 1,00 pts (0,01%) pada level 13269,00 per dollar Amerika di tengah pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Bergerak pada kisaran 13232,00 hingga 13308,00 per dollar Amerika, nilai tukar rupiah cenderung mengalami pelemahan sepanjang sesi perdgangan meskipun pada akhir perdagangan ditutup dengan mengalami penguatan yang terbatas.

Mata uang Ringgit Malaysia (MYR) dan Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika.