Kondisi Harga Minyak Dunia Masih Dominan Mempengaruhi Pergerakan Bursa

foto : istimewa

Pasardana.id - Kondisi harga minyak dunia masih dominan mempengaruhi pola perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Rabu (3/8/2016).

Faktor eksternal lebih dominan memberikan sentimen terhadap pergerakan indeks yang diprediksi akan mengalami pelemahan, pada perdagangan hari ini.

Dalam risetnya, Putu Wahyu Suryawan, Investment Analyst PT Corfina Capital menyebutkan bahwa, harga minyak mentah dunia kembali mengalami pelemahan, dimana minyak mentah WTI telah berada dibawah level 40 USD/barel yaitu 39.63 USD/barel atau melemah -1.07%, sedangkan untuk minyak Brent mengalami pelemahan -0.52% pada level 41.92 USD/barel.

"Hari ini Investor juga tengah menanti data cadangan minyak Amerika, apabila cadangan minyak Amerika kembali meningkat maka harga minyak mentah dunia akan melanjutkan pelemahan, tetapi konsensus mengatakan bahwa data cadangan minyak amerika akan turun sebesar -2 juta barel," papar Putu kepada Pasardana.id, di Jakarta, Rabu (03/08/2016).

Ditambahkan, bursa Amerika pada perdagangan semalam juga mengalami pelemahan akibat penurunan harga minyak mentah dunia dan perlambatan ekonomi dunia, dimana Dow Jones tercatat -0.49% pada level 18,313.77, S&P 500 Index tercatat -0.64% pada level 2,157.03 dan Nasdaq tercatat -0.90% pada level 5,137.73.

"Dengan adanya beberapa data diatas, maka kami perkirakan IHSG pada hari ini akan mengalami pelemahan sejalan dengan pelemahan harga minyak mentah dunia dan pelemahan Bursa Amerika. Melihat pola pergerakan harian pada hari kemarin, para Investor tengah melakukan aksi profit taking, walaupun Indeks masih ditutup menguat +0.219% pada level 5,373.323," jelas Putu.

Meskipun demikian, Putu memprediksi bahwa investor asing masih akan mencatatkan net buy dalam jumlah yang besar yaitu 2,922.4 milyar.

"Tetapi kami perkirakan bahwa investor juga akan mencermati perekonomian dunia yang belum cukup kuat untuk pulih dan harga minyak mentah WTI kembali berada dibawah level 40 USD/barel," sahutnya lagi.

Lebih lanjut dikatakan, indeks diperkirakan akan bergerak pada rentang level 5,290 -5,380.

Adapun para investor disarankan untuk menghindari saham - saham berbasis komoditas terlebih dahulu, seiring pelemahan harga minyak mentah dunia.