ANALIS : IHSG Bakal Terkoreksi Terbatas, Investor Diharapkan Memanfaatkan Moementum

foto : istimewa

Pasardana.id - Bursa Amerika pada perdagangan akhir pekan lalu mengalami pelemahan, dimana Dow Jones tercatat -0.20% pada level 18,576.47, S&P 500 Index tercatat -0.08% pada level 2,184.05 dan Nasdaq tercatat menguat tipis +0.09% pada level 5,232.90.

Penurunan Bursa Amerika dikarenakan data ekonomi Amerika yang tercatat tidak sesuai ekspektasi pasar, dimana data Indeks Angka Produksi Amerika bulan Juli tercatat sebesar -0.4% MoM lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0.5% dan secara tahunan tercatat sebesar -0.2% YoY lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0.3% dan data Penjualan Ritel Amerika pada bulan Juli tercatat sebesar 0% MoM lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0.8% dan secara tahunan tercatat 2.3% YoY lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2.7%.

Data pertumbuhan GDP Eropa juga mempengaruhi pergerakan Bursa Wall Street, dimana GDP Growth Est Eropa tercatat sebesar 0.3% QoQ pada kuartal II 2016, lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar 0.6% QoQ, secara tahunan tercatat sebesar 1.6% YoY lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar 1.7% YoY.

Disisi lain harga minyak mentah dunia pada akhir pekan mengalami penguatan, dimana Minyak WTI tercatat menguat +2.30% pada level 44.49 USD/barel dan Minyak Brent tercatat menguat +2.02% pada level 46.97 USD/barel.

Pada awal pekan ini, GDP Growth Jepang tercatat mengecewakan, dimana pada kuartal II 2016 GDP Growth Jepang tercatat sebesar 0.0% QoQ lebih rendah dari kuartal I yang tercatat sebesar 0.5% QoQ dan secara tahunan tercatat jauh turun menjadi 0.2% YoY lebih rendah dari kuartal I yang tercatat sebesar 2.0%.

Saat ini Investor tengah menunggu data Industrial Production Jepang.

Dari dalam negeri, rilis data ekonomi pada akhir pekan yang terbilang cukup positif, diantaranya Current Account Deficit (CAD) Indonesia pada kuartal II tercatat sebesar $-4.7 Milyar atau 2% dari GDP, lebih baik dari kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar $-4.8 Milyar atau 2.2% dari GDP dan Neraca Pembayaran Indonesia tercatat sebesar $ 2.2 Milyar pada kuartal II 2016, jauh lebih baik dari kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar $ -0.3 Milyar.

Pada awal pekan ini Investor menunggu data neraca perdagangan Indonesia, data ekspor dan data impor Indonesia.

"Dengan adanya beberapa data diatas, maka kami perkirakan IHSG pada hari ini mengalami penguatan terbatas dan cenderung melemah setelah penguatan terjadi sesuai pola - pola pergerakan pada perdagangan pekan lalu, koreksi terjadi karena adanya aksi profit taking walaupun data ekonomi Indonesia masih tercatat positif," kata Putu Wahyu Suryawan, Research & Analyst PT Corfina Capital kepada Pasardana.id, Senin (15/8/2016).

Secara technical, sambungnya, Indeks akan menguji support level pada area 5,300 - 5,320 dan indikator MACD juga indikator Stochastic mengindikasikan bahwa Indeks akan berada pada kondisi penurunan pada perdagangan kedepan.

Walaupun demikian, Putu menilai, arus dana investor asing masih cukup deras masuk pada IHSG, mengingat kebijakan pemerintah Indonesia mampu memberikan iklim investasi yang positif ditengah pelemahan ekonomi dunia dan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi beberapa negara besar di dunia.

"Investor diharapkan memanfaatkan momentum koreksi ini sebaik mungkin untuk melakukan akumulasi pembelian, mengingat IHSG masih dalam keadaan bullish," jelasnya lagi.

Ditambahkan, Indeks diperkirakan akan bergerak pada level 5,340 -5,380.

"Stock List : LSIP, AALI, ISAT, SMGR, dan INTP," tandasnya.