Industri TPT Dipersenjatai Insentif Lawan Negara ASEAN

foto : istimewa

Pasardana.id - Kementerian Perindustrian (Kemperin) berharap industri tekstil dan produk tekstil (TPT) domestik bisa bersaing dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Hal ini diiringi dengan pemberian insentif berupa energy refund (penggantian biaya listrik) untuk keperluan ekspor.

"Vietnam mempunyai kerja sama dengan TPP (Trans-Pacific Partnership) sehingga bisa ekspor ke negara negara Eropa dan Amerika dengan nol persen," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin di Jakarta, akhir pekan lalu.

Insentif lain juga diberikan kepada industri TPT yakni tax allowance dan tax holiday. Kedua hal ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas.

Indonesia belum menandatangani TPP, sehingga ekspor ke negara-negara itu dikenakan tarif bea masuk sebesar 17%. Kejadian ini berakibat produk Indonesia tidak bisa bersaing dengan produk negara lain masuk ke sana.

Mengetahui kondisi tersebut, Menteri Perindustrian disurati Presiden Joko Widodo (Jokowi) berisi permintaan kerjasama dilakukan Indonesia dengan negara-negara yang tergabung dalam TPP. Jadi, produk Indonesia bisa bersaing di dunia internasional.

"Pasar kita juga bisa lebih besar," jelasnya.

Kemenperin menargetkan devisa negara dari TPT dengan dukungan insentif di atas, sebesar US$20 miliar per tahun. Saat ini, TPT hanya memberikan US$14 miliar setahun atau masih kalah ketimbang Vietnam telah mencapa US$23 miliar per tahun.