Pelaku Pasar Obligasi Menanti Data GDP Indonesia
Pasardana.id - Pada awal perdagangan hari ini, Rabu (4/5/2016), harga Surat Utang Negara (SUN) di pasar sekunder diperkirakan akan cenderung bergerak terbatas. Pelaku pasar akan mencermati data pertumbuhan ekonomi kuartal I 2016 yang akan disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini.
"Kami perkirakan akan bergerak terbatas karena pelaku pasar menanti pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal satu," jelas Analis Fixed Income MNC Securities, I Made Adi Saputra dalam risetnya, Rabu (4/5/2016).
Dijelaskan, arah pergerakan harga Surat Utang Negara akan ditentukan oleh hasil dari data ekonomi tersebut. Pelaku pasar diperkirakan sudah tahu angka pertumbuhan GDP sehingga pergerakan SUN akan terbatas.
Data yang lebih baik dari perkirakan, menurut Made, akan menjadi katalis positif di pasar Surat Utang Negara, karena mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sesuai dengan harapan pelaku pasar.
Namun apabila sebaliknya, yaitu angkanya lebih rendah dari perkirakan akan menjadi katalis negatif. Karena pemerintah telah mengeluarkan beberapa paket kebijakan dan Bank Indonesia telah menurunan tingkat suku bunga acuan namun tidak cukup kuat mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.
Adapun dari pasar surat utang global, imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami penurunan setelah koreksi yang terjadi di pasar saham mendorong investor global untuk menempatkan dananya pada instrumen yang lebih aman (safe haven asset).
Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 1,796% dan tenor 30 tahun pada level 2,655%. Adapun imbal hasil Surat Utang Jerman (Bund) ditutup turun pada level 0,202% dari posisi penutupan sebelumnya di level 0,28%.
Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Jepang semakin dalam memasuki teritori negatif, yaitu pada level -0,113% dari penutupan sebelumnya di level -0,08%.
Lebih lanjut Made menerangkan, secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada tren penurunan harga, sehingga dalam jangka pendek masih berpeluang untuk mengalami penurunan. Namun demikian, tekanan jual mulai mereda, memberikan sinyal bahwa harga Surat Utang Negara berpotensi untuk bergerak dalam area konsolidasi.
"Dengan kondisi tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading jangka pendek di tengah harga Surat Utang Negara yang masih berfluktuasi," paparnya.
Pihaknya merekomendasikan beli di saat harga Surat Utang Negara mengalami penurunan (BUY on Weakness) pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang seperti FR0064 dan FR0071.

