APINDO Nilai IPO Lebih Mahal
Pasardana.id - Tahun 2016 minat perusahaan menggalang dana melalui proses initial public offering (IPO) sangat sedikit, Pasalnya, hingga bulan Mei 2016, hanya ada tiga emiten baru. Beberapa pelaku usaha menilai iklim perekonomian belum mendukung.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo ), Hariyadi Sukamdani, mengaku sedang was-was terhadap kondisi ekonomi, terutama setelah pertumbuhan ekonomi kuartal I 2016 hanya 4,92 persen, sementara prediksi awal 5,02 persen.
"Apalagi kecukupan fiskal kita yang dirilis semua turun, baik pajak maupun penerimaan yang lain," ujar dia, di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (11/5/2016).
Dengan situasi demikian, kata dia, akan membuat pelaku usaha mengambil sikap menunggu. Sementara perusahaan yang ingin IPO memiliki motivasi beragam. "Ada yang untuk mencari uang, ada yang untuk tujuan solidity pemegang saham," ujar dia.
Jika untuk tujuan pencarian dana, sambungnya, sudah tidak mengguntungkan lagi. Pasalnya, kata Haryadi, banyak pilihan cara untuk itu. Sementara kondisi likuiditas di Indonesia cukup ketat. "Sehingga dana masyarakat semua terserap ke perbankan," kata dia.
Sehingga berdasarkan pengalaman pengusaha yang bernaung di Apindo, bahwa untuk IPO cukup banyak tantangan. "Apalagi pengalaman kami bahwa lebih murah pinjam ke bank, walaupun mungkin yang peringkat perusahaanya triple A betul lebih mudah, tapi perusahaan itu tidak banyak," papar dia.
Agar menarik minat perusahaan untuk meminati IPO, ia berharap adanya pelonggaran perpajakan. "Misalnya, perusahaan terbuka yang akan merjer dan akuisisi pajaknya di diskon, sebab perusahaan terbuka gain-nya di tata kelola," tutup Hariyadi.

