Terganjal Beban Operasi, Laba 2015 Express Transindo Utama Anjlok 72%

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id -  Kinerja laba PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) merosot cukup dalam pada 2015. Penurunan laba emiten jasa transportasi darat tersebut terjadi di tengah pendapatan usaha yang masih tumbuh.

Faktor penyebab anjloknya laba TAXI adalah meningkatnya beban operasional, terutama beban bunga dan beban langsung yang signifikan pada 2015. Selain itu, persaingan ketat di antara perusahaan taksi juga ikut mengganjal laba perseroan.

Berdasarkan laporan keuangan tahun 2015 yang dipublikasikan BEI, Rabu (13/4), laba TAXI anjlok 72,8% menjadi Rp32,25 miliar (Rp15,03 per saham) pada 2015, dari Rp118,71 miliar (Rp55,33 per saham) pada tahun 2014. Penurunan laba ini disebabkan antara lain oleh peningkatan beban bunga TAXI sebesar 33,4% jadi Rp205,369 miliar.

Di sisi lain, beban langsung TAXI juga naik 28% menjadi Rp629,034 miliar. Akibatnya, laba kotor perseroan turun 14,3% menjadi Rp341,06 miliar. Adapun laba usaha emiten transportasi darat beraset Rp2,88 triliun pada 2015 - turun 4,3% dari Rp3,01 triliun pada 2014 - itu merosot 15,4%, dari Rp283,51 miliar menjadi Rp239,91 miliar pada 2015.

Uniknya, di tengah kinerja laba TAXI yang merosot tajam pada 2015, pendapatan usaha perseroan justru masih tumbuh 9%, dari Rp889,723 miliar menjadi Rp970,093 miliar. Manajemen TAXI ternyata berhasil mendorong pendapatan usaha sekalipun beban usaha membengkak. Akan tetapi, kenaikan pendapatan tidak mampu mengangkat laba TAXI.

Sementara itu, penurunan laba perseroan juga tidak tampak pada harga saham TAXI yang dicatatkan dan mulai diperdagangkan di BEI pada 2 November 2012 itu. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 15.57 WIB, Rabu (13/4), harga saham TAXI naik Rp1 menjadi Rp180 per unit dari harga penutupan Selasa (12/4) sebesar Rp179 per unit.

Untuk periode perdagangan saham 30 Desember 2015 sampai dengan 31 Maret 2016, harga saham TAXI naik 77,14%, yaitu dari Rp105 menjadi Rp186 per unit.