Ditopang Penjualan, Laba Indo Acidatama Tumbuh 6,19% pada 2015
Pasardana.id - Kondisi ekonomi nasional yang melambat pada tahun 2015 ternyata tidak berdampak negatif terhadap PT Indo Acidatama Tbk (SRSN).
Perusahaan tersebut mampu mencatat pertumbuhan keuangan di tengah sebagian emiten BEI mengalami penurunan laba. Ini berkat program efisiensi yang dijalankan oleh manajemen perseroan pada tahun lalu. Perseroan mampu menekan sejumlah biaya operasional sehingga laba tetap tumbuh.
Menurut laporan keuangan tahun 2015 yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (24/3), SRSN berhasil membukukan laba Rp15,50 miliar (Rp2,58 per saham) pada 2015, tumbuh sekitar 6,19% dibanding Rp14,60 miliar (Rp2,43 per saham) pada 2014.
Pertumbuhan laba ditopang oleh penjualan SRSN yang meningkat 12,42% menjadi Rp531,57 miliar pada 2015 dari Rp472,83 miliar pada 2014. Sebesar Rp527,08 miliar penjualan tersebut berasal dari pasar lokal. Selebihnya, Rp4,48 miliar dari ekspor.
Seiring penjualan, beban pokok penjualan perseroan juga bertabah 10,79% menjadi Rp417,13 miliar pada 2015, dari Rp376,48 miliar pada 2014.
Namun perusahaan beraset Rp574,073 miliar pada 2015 itu mampu mencatat laba kotor sebesar Rp114,43 miliar pada 2015, tumbuh sekitar 18,77%, dibandingkan Rp96,34 miliar pada tahun 2014.
Pada saat yang sama, beban usaha perseroan meningkat sebesar 42,29% menjadi Rp84,96 miliar dari Rp59,71 miliar pada 2014. Peningkatan beban usaha itu menyebabkan laba usaha SRSN merosost sebesar 11,23% menjadi Rp35,52 miliar, dari Rp40,01 miliar.
Kinerja keuangan perseroan yang tumbuh rupanya belum berimbas terhadap harga saham SRSN di bursa. Sepanjang perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2015, saham SRSN tampak stagnan di level Rp51 per unit.
Minat beli investor terhadap saham SRSN tampak rendah sekalpin keuangan tumbuh positif pada 2015. Pelaku pasar jarang bertransaksi di saham SRSN sehingga saham tersebut tergolong saham 'tidur' di BEI.

