Selama Tahun 2015, Laba Kimia Farma Turun 2,7%
Pasardana.id - Emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi yakni PT Kimia Farma Tbk (KAEF) membukukan laba bersih sebesar Rp248,84 miliar (Rp44,81 per saham) pada 2015, turun 2,7% dari Rp255,93 miliar (Rp46,08 per saham) pada 2014.
Penurunan ini disebabkan antara lain oleh peningkatan beban operasi.
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2015 yang diumumkan, Senin (14/3) disebutkan, penjualan KAEF itu meningkat 7,49% menjadi Rp4,86 triliun dari tahun sebelumnya sebelumnya Rp4,52 triliun. Pada saat bersamaan, beban pokok penjualan juga naik 5,9% menjadi Rp3,32 triliun dari Rp3,3 triliun tahun 2014. Namun, laba kotor BUMN farmasi itu masih naik 13,1% menjadi Rp1,53 triliun dari Rp1,38 triliun.
Di sisi lain, perseroan juga mencatatakan keuntungan selisih kurs sebesar Rp101,69 miliar sepanjang tahun lalu, melesat 1.000% dari Rp9,23 miliar pada tahun 2014.
Hal ini mendorong laba usaha naik 0,9% menjadi Rp374,27 miliar dari Rp370,88 miliar pada tahun 2014. Sementara laba sebelum pajak emiten farmasi 'plat merah' itu mencapai Rp338,13 milir, turun 1,7% dari Rp344,01 miliar pada 2014.
Per 31 Desember 2015, total aset Kimia Farma tumbuh 7,4% menjadi Rp3,23 triliun dari Rp3,01 triliun per Desember 2014. Jumlah utang perseroan juga naik sebesar 6,4% menjadi Rp1,37 triliun dari Rp1,29 triliun tahun 2014. Adapun jumlah ekuitas meningkat 8% menjadi Rp1,83 triliun dari Rp1,69 triliun.
Meski kinerja laba sedikit turun, namun tidak berimbas negative terhadap saham KAE di bursa. Pada perdagangan saham Jumat (11/3/), saham emiten BUMN farmasi tersebut naik sebesar 2,78% atau Rp 35 ke level Rp1.295 per lembar dengan kapitalisasi pasar Rp7,19 triliun.
Sepanjang perdaagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2015, saham KAEF turun 4,47%. Penurunan harga saham ini relative kecil bila dibandingkan dengan emiten sejenisnya yang mencatat penurunan signifikan tahun lalu.
Perlu diketahui, saha KAEF termasuk salah satu saham BUMN unggulan Bursa Efek Indonesia (BEI). Investor asing maupun local cenderung berburu saham KAEF untuk investasi jangka panjang.
Pasalnya, saham KAEF memiliki likuiditas yang bagus dengan potensi kenaikan yang cukup besar pada tahun ini. Hal tersebut seiring perbaikan ekonomi Indonesia tahun 2016 dengan ditandai turunnya inflasi, suku bunga BI rate, serta nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hingga dibawah Rp13.200 per US$.
Bagaimanapun, pulihnya akan Indonesia akan berimbas positif terhadap kinerja keuangan dan saham KAEF tahun ini. Investor diperkirakan akan terus memborong saham KAEF pada transaksi tahun ini.

