Tergerus Beban, Saranacentral Bajatama Rugi Rp60,975 Miliar

Nasib sial tampak dialami oleh PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA). Betapa tidak, emiten produsen baja itu menderita kerugian cukup besar selama periode Januari sampai dengan September 2015. Kerugian ini lantaran manajemen kurang berhasil menekan beban operasional, terutama beban penjualan dan beban keuangan. Selain itu, BAJA juga menderita rugi selisih kurs yang cukup signifikan sehingga keuangannya merosot tajam.

 

Dari laporan keuangan per September 2015 yang diumumkan kepada investor, Rabu (10/2) terungkap, BAJA menderita rugi Rp60,975 miliar (Rp33,87 per saham) pada Januari 2015 - September 2015. Padahal, di periode yang sama 2014, perusahaan baja tersebut masih membukukan laba sebesar Rp25,535 miliar (Rp14,19 per saham).

 

Disebutkan, beban pokok penjualan dan pendapatan BAJA naik 10,13% menjadi Rp880 miliar per September 2015. Peningkatan beban pokok tersebut mengakibatkan laba kotor emiten produsen baja beraset Rp958,44 miliar per September 2015 itu merosot 50,7%, dari Rp49,64 miliar  per September 2014 menjadi Rp24,47 miliar per September 2015.

 

Di sisi lain, beban penjualan BAJA meningkat 6% menjadi Rp3,68 miliar. Adapun beban umum dan administrasi BAJA bertambah 36,24% menjadi Rp6,88 miliar. Beban keuangan naik 26,29% menjadi Rp19,36 miliar. Berikut rugi selisih kurs BAJA mencapai Rp81,93 miliar.  Akumulasi dari berbagai beban tersebut di atas, menyebabkan BAJA menderita rugi sebelum pajak sebesar Rp80,54 miliar per September 2015. Padahal per September 2014, BAJA masih mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp34,11 miliar.

 

Kendati merugi, pendapatan usaha BAJA masih tumbuh 6,6%, yakni dari Rp848,44 miliar per September 2014 menjadi Rp904,71 miliar per September 2015. Harga saham BAJA pada perdagangan di BEI, Rabu (10/2) tercatat Rp82 per unit, tidak berubah dibanding penutupan sehari sebelumnya. Sementara pada perdagangan di BEI tahun 2015, saham BAJA turun 75,74%, dari Rp268 per unit menjadi Rp83 per unit. (*)