MARKET REVIEW Selasa (27/12/2016)
Pasardana.id ââÅ¡¬“ Dalam paparan risetnya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Selasa (27/12/2016), Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan menyoroti beberapa faktor yang diprediksi dapat mempengaruhi pola pergerakan pasar saham (indeks harga saham gabungan ââÅ¡¬“ IHSG) di lantai Bursa Efek Indonesia hari ini, Selasa (27/12/2016).
Beberapa faktor yang dimaksud, terangkum dalam market review berikut ini;
Wall Street Review
Bursa Wall Street pada akhir pekan lalu ditutup kembali mengalami penguatan tipis, dengan Dow Jones tercatat menguat +0.07% pada level 19,933.81, S&P 500 tercatat menguat +0.13% pada level 2,263.79 dan Nasdaq tercatat mengalami penguatan +0.28% pada level 5,462.69.
EIDO yang merupakan Indeks Benchmark saham ââÅ¡¬“ saham Indonesia mengalami penguatan sebesar +0.66% pada level 22.80.
Penguatan Bursa Wall Street cenderung flat dan telah membawa Indeks Dow Jones kembali gagal menyentuh level psikologis 20,000.
Menjelang libur panjang hari Natal, Investor cenderung menahan diri untuk melakukan transaksi, hal tersebut terlihat dari volume transaksi harian Bursa Wall Street cenderung berkurang, walaupun mengalami kenaikan, namun aksi profit taking masih dilakukan, pada Senin 26 Desember 2016 Bursa Wall Street tidak diperdagangkan karena masih dalam perayaan hari Natal.
Yield obligasi Pemerintah Amerika Serikat dengan term 10 tahun mengalami peningkatan pada level 2.543%, sedangkan Indeks Dollar Amerika Serikat mengalami pelemahan sebesar -0.04% pada level 102.970.
Komoditi
Harga minyak mentah dunia mengalami penguatan, dimana minyak WTI tercatat menguat sebesar +0.32% pada level 53.19 USD/barel dan minyak Brent mengalami penguatan sebesar +0.20% pada level 55.16 USD/barel.
Emas tidak diperdagangkan dan tetap pada level 1,132.51, harga batu bara untuk kontrak bulan Januari 2017 mengalami pelemahan sebesar -0.50% pada level 89.55 USD/metric tonnes.
Untuk harga CPO berdasarkan MPOC tercatat mengalami pelemahan sebesar -0.52% pada level 3,060 RM/metric tonnes. Harga tembaga mengalami pelemahan -0.83% pada level 245.85 USD/lb.
Penguatan harga minyak mentah dunia terjadi setelah Irak berkomitmen untuk mematuhi perjanjian OPEC untuk memangkas output produksi minyak mentah dan Arab Saudi melontarkan pernyataan bahwa harga minyak mentah dunia akan kembali normal dengan adanya pemangkasan output produksi.
Pada hari sebelumnya, pelemahan harga minyak mentah dunia terjadi setelah the Energy Information Administration (EIA) merilis data cadangan minyak mentah Amerika Serikat tercatat meningkat menjadi 2.256 juta barel, angka tersebut menjaga pasokan di level tertinggi dalam lebih dari tiga dekade. Berdasarkan data Baker Hughes Inc, terjadi peningkatan jumlah rig pengeboran dalam tujuh minggu terakhir ke level tertinggi sejak bulan Januari.
Tiongkok
Dari Asia, pada 26 Desember 2016, sebagian besar Bursa Asia tetap diperdagangkan dan ditutup cenderung flat, tetapi Indeks Shanghai ditutup mengalami penguatan +0.40% pada level 3,122.57.
Penguatan terjadi setelah adanya spekulasi bahwa Pemerintah Tiongkok akan membangun sarana public termasuk pembangunan 5,000 jalan raya baru pada tahun 2017. Pemerintah Tiongkok akan menganggarkan 1.8 triliun yuan atau $ 259 untuk Jalan Raya, hal tersebut dikemukakan pada website resmi Menteri Perhubungan Tiongkok. Angka tersebut merupakan angka investasi yang cukup tinggi.
Indonesia Market
Dari dalam negeri, Bank Indonesia memproyeksi neraca pembayaran surplus US$ 10 M. Hal tersebut dipengaruhi oleh komitmen repatriasi amnesti pajak yang tercatat dalam dashboard amnesti pajak, apabila angka tersebut mencapai Rp 141 triliun dan terealisasi seluruhnya, maka surplus akan benar terjadi.
Awal tahun pemerintah mencari dana Rp 15 T dengan SBN, Setelah melakukan prefunding, dengan menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) dalam bentuk valuta asing (valas) sebesar US$ 3,5 miliar, pemerintah juga segera menerbitkan SBN dalam bentuk mata uang domestik.
Rencananya, pada tanggal 3 Januari 2017 nanti pemerintah akan lelang Surat Utang Negara (SUN), dengan target indikatif senilai Rp 15 triliun. Namun demikian, batas maksimal penerbitan ditetapkan sebesar Rp 22,5 triliun.
Pada Jumat, 23 Desember 2016 IHSG tercatat mengalami pelemahan sebesar -15.166 poin atau -0.301% pada level 5,027.704. Secara dominan IHSG diperdagangkan pada teritori positif, namun pelemahan kembali terjadi pada akhir sesi.
Di sisi lain Investor asing mencatatkan net buy sebesar 457.6 Milyar.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mengalami pelemahan selama 5 hari berturut ââÅ¡¬“ turut, tetapi diiringi dengan pembelian oleh Investor Asing, bahkan sejak 9 Desember 2016, IHSG telah mengalami pelemahan sebesar -5.28%.
Hal ini merupakan potensi yang cukup besar untuk IHSG mengalami rebound dengan target 5,128.
Namun perlu diketahui, apabila rebound IHSG benar terjadi, hal tersebut hanya didasari oleh technical rebound saja, mengingat minimnya katalis positif baik luar negeri maupun dalam negeri yang mampu menopang IHSG menuju teritori positif.
Strategi Buy On Weakness bisa dilakukan pada kondisi saat ini untuk mengantisipasi rebound IHSG yang terjadi. IHSG pada hari ini diperkirakan bergerak pada range harga 5,020 ââÅ¡¬“ 5,100.

