Saham-Saham Yang Perlu Dihindari Tahun 2017

foto : istimewa

Pasardana.id - Beberapa saham dinilai telah memiliki valuasi terlalu tinggi, sehingga perlu dihindari untuk dikoleksi pada tahun depan. Saham - saham tersebut datang dari sektor pertambangan dan industri dasar.

"Ada dua sektor yang harus dihindari investor tahun depan yakni sektor pertambangan dan industri dasar," kata analis riset PT Danareksa, Lucky Bayu Purnomo di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/12/2016).

Ia menjelaskan, sektor pertambangan saat ini memiliki valuasi terlalu tinggi, sehingga akan berpotensi untuk turun. Sedangkan sektor industri dasar, perlu dihindari karena industri ini sedang turun khususnya sektor pertambangan.

Untuk diketahui indeks pertambangan hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini berada pada level 1421,57, naik 7,78 point atau 0,51%. Sedangkan indeks saham industri dasar naik 1,77 point atau 0,325% ke level 546.

Sementara Wakil Kepala Riset IndoPremier Securities, Chandra Pasaribu menyampaikan, saham - saham sektor konsumer dinilai sudah mencapai valuasi tinggi, sehingga diperkirakan investor pada tahun depan akan mengalihan sebagian portofolio ekuitasnya ke saham sektor keuangan, komoditas, Infrastruktur dan Aneka Industri .

Lebih jauh, berdasarkan risetnya beberapa saham layak menjadi pilihan investor untuk mengalihkan sebagian portofolio ekuitasnya di saham-saham sektor konsumer yang valuasi-nya dinilai sudah terlalu tinggi.

"Mungkin ada sebagian investor yang mengalihkan (dari sektor konsumer) portofolio investasinya tapi tidak semua ke sektor komiditi seperti UNTR dan ASII, artinya untuk keseimbangan portofolio," terang Chandra belum lama ini.

Ia menjelaskan, saham-saham konsumer sepanjang tahun 2016 telah naik tinggi dan sudah menemukan titik jemu dengan kondisi fundamental kinerja emiten-emiten sektor konsumer.

"Secara rasio profitability tidak terganggu, namun dari sisi valuasi sudah mahal," kata dia.

Sedangkan untuk tahun depan, lanjut dia, pergerakan sahamnya tidak setinggi tahun ini. Hal itu dengan memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi 2017 sebesar 5,2% dan tingkat inflasi 3% maka pertumbuhan pendapatan kinerja emiten sektor konsumer dibawah 10%.

"Apakah investor hanya puas dengan pertumbuhan pendapatan dibawah 10%, ini menjadi pertanyaan," terang dia.

Sementara di sisi lain, harga-harga komoditas, jelas dia, telah naik hingga 50% sejak awal tahun ini. Hal itu akan berdampak pada pertumbuhan pendapatan emiten-emiten sektor komoditas.

"Itulah yang dimanfaatkan investor yang memanfaatkan keuntungan yang lebih baik sehingga sektor konsumer akan tidak menarik," terang dia.

Sedangkan saham-saham yang direkomendasikan untuk dikoleksi pada tahun depan datang dari empat sektor. Sektor perbankan, BMRI dan BNI menjadi pilihan; Sektor Komoditas, UNTR menjadi pilihan; Sektor Infrastruktur TLKM dan ISAT dan Aneka Industri ASII.