Tanggapi OJK, BEI Akan Persingkat Proses Pencatatan Saham Jadi Seminggu

foto : istimewa

Pasardana.id - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mempersingkat proses pencatatan saham perdana dari dua - tiga minggu menjadi satu minggu. Hal itu untuk mempermudah proses IPO (Intial Public Offering) dalam rangka peningkatan jumlah emiten serta peningkatkan kapitalisasi pasar modal.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Kami sudah sepakat dengan Pak Samsul (Direktur Penilaian BEI), kalau bisa proses listing (pencatatan saham perdana) dari dua-tiga minggu menjadi semingu,ââÅ¡¬ terang Direktur Utama BEI, Tito Sulistio di Jakarta, Rabu (9/11/2016).

Ia menjelaskan, proses IPO terdiri dari proses pendaftaran perdagangan, pencatatan (listing) di BEI dan prinsip-prinsip keterbukaan (disclosures) di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Kalau proses pendaftaran perdagangan sudah beres, Namun untuk Listing dan Disclouser BEI dan OJK sedang duduk bareng,ââÅ¡¬ terang dia.

Saat ini, Tito tengah membidik 78 perusahaan kakap dus debitur diatas Rp1 triliun untuk mencatatkan saham-nya di Bursa Efek Indonesia. Bagi perusahaan perusahaan yang dimaksud, ia yakin proses IPO akan cepat.

ââÅ¡¬Pasti perusahaan sudah rapi, masak tidak rapi dikasih Rp1 triliun,ââÅ¡¬ terang dia.

Pentingnya debitur diatas Rp 1 triliun menjadi perusahaan terbuka, tutur Tito, akan memberi peluang masyarakat untuk mengawasi debitur tersebut.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Kalau jadi emiten, keterbukaannya akan lebih terbuka dan diawasi oleh BEI juga,ââÅ¡¬ terang dia.

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad meminta kepada BEI untuk melakukan penyederhanaan proses IPO.

ââÅ¡¬Ini menjadi pekerjaan rumah bagi BEI dan OJK agar jangan ngejelimet,ââÅ¡¬ harap dia.

Hal ini terkait dengan keinginan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulisto dalam mendorong perusahaan dengan portofilo kredit kepada perbankan lebih dari Rp1 triliun untuk melakukan initial public offering (IPO).

OJK, lanjut Hadad, telah melakukan pendataan perusahaan-perusahan yang dimaksud.

ââÅ¡¬Kita mapping (petakan) nasabah yang merupakan debitur besar-besar (Rp 1 triliun). Jumlahnya sampai ribuan,ââÅ¡¬ terang dia, baru-baru ini.

Hadad juga menjelaskan, setelah didata perusahaan segmen menengah besar itu akan ditawarkan untuk IPO. Selanjutnya, perusahaan tersebut akan mendapat edukasi tentang manfaat dan bagaimana menjadi perusahaan terbuka, dan kepada kalangan perbankan.

ââÅ¡¬Memang tidak ada himbauan hanya edukasi saja dan ditawarkan opsi pengalanggan dana melalui IPO,ââÅ¡¬ pungkas Hadad.