Bank Permata Tingkatkan Kinerja Tekan NPL

foto : istimewa

Pasardana.id - Astra International berharap Bank Permata mencapai kesehatan perusahaan. Langkah itu dilakukan dengan mendukung semua kegiatan Bank Permata.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Kita mendukung upaya manajemen mengelola risk supaya lebih baik, dibetulin lagi dalam meningkatkan pertumbuhan pinjaman,ââÅ¡¬ kata Tira Ardianti, Head of Investor Relation PT Astra International Tbk di Bogor, Jawa Barat (Jabar) akhir pekan lalu.

Astra memegang 44,56% saham PT Bank Permata Tbk. Jumlah ini juga dimiliki Standard Chartered bank dan 10,48% saham dipegang oleh publik.

Untuk menyehatkan Bank Permata, tidak diketahui apakah dilakukan dengan penambahan modal oleh Astra. Pasalnya, bank ini baru menyelesaikan right issue sebesar Rp5 miliar yang telah diambil pemegang saham.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Astra yakin, manajemen Bank Permata mampu merestrukturisasi kinerjanya,ââÅ¡¬ ujar Tira.

Namun, Tira tidak mengetahui apakah NPL akan berhasil diturunkan Bank Permata pada kuartal selanjutnya. Karena, pencapaian ini akan dipengaruhi kondisi ekonomi domestik, seperti pelambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas dunia.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Kalau bisnis debitur susah, mereka akan kesulitan membayar kredit,ââÅ¡¬ jelasnya.

Asal tahu saja, Bank Permata mengalami non performing loan/NPL (rasio kredit bermasalah) sebesar 4,9% atau naik 94,4 basis poin (bps) sampai kuartal III 2016. Sebelumnya, NPL yang dicapai sebesar 2,5%.

Pada saat yang bersamaan, kerugian dialami perusahaan sebesar Rp1,2 triliun atau turun 231%, padahal periode yang sama tahun lalu laba dicapai bank tersebut sebesar Rp938 miliar.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan signifikan provisi kerugian kredit akibat meningkatnya kredit bermasalah," ucap Julia Loong Choon Fong, Wakil Direktur Utama (Wadirut) PT Bank Permata Tbk.

Dia berjanji akan memperbaiki kinerja keuangan bank ini seperti penurunan NPL. Hal tersebut akan ditempuh dengan peningkatan fee based income.

Padahal, Bank Permata mengalami penurunan pendapatan bunga bersih sebesar 4,49% sampai September 2016 dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp4,6 triliun.

Pencapaian ini tidak seimbang dengan peningkatan beban operasional bank sebesar 69,27% menjadi Rp6,29 triliun ketimbang waktu yang sama, tahun lalu.

Namun, kenaikan NPL itu dihadapi Bank Permata dengan menaikkan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar 89,31% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menjadi Rp5,31 triliun.  

Selain itu, porsi penyaluran kredit akan dirubah menjadi lebih besar ke ritel dibandingkan wholesale yakni kredit komersial dan kredit korporasi. Kredit ritel yang dimaksud adalah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Walaupun, kredit komersial tidak memberikan keuntungan sebesar kredit kepada korporat, namun keuntungan tinggi diraih dari kredit komersial pada saat kondisi perekonomian sedang baik.

Oleh sebab itu, penghapusan kredit komersial tidak akan dilakukan Bank Permata, lantaran bentuk kredit ini telah ada sejak Bank Bali masih beroperasional.  Asal tahu saja, Bank Permata merupakan hasil merger (penggabungan) lima bank bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

Bank-bank itu adalah PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot pada 2002.  Kemudian, pada 2004 Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk mengambil alih Bank Permata.

Langkah lain, berupa peningkatan kerjasama pengucuran kredit kendaraan bermotor (KKB) dengan anak usaha Astra antara lain PT Federal Internasional Finance (FIF) dan PT Astra Sedaya Finance (ACC). NPL KKB diraih Bank Permata sebesar 1%.

Begitupula terhadap kredit pemilikan rumah (KPR). Namun, suku bunga ini masih dikenakan 10% lebih akibat perolehan dana pihak ketiga (DPK) masih mahal lantaran sebagian besar diambil dari deposito.

Penyaluran kredit juga akan dilakukan kepada karyawan yang tidak beresiko seperti karyawan perusahaan di Grup Astra. Hal ini akan dimulai dengan pemindahan pembayaran gaji melalui Bank Permata.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Sekarang baru 60% dari grup Astra yang payroll-nya pakai Permata, jadi masih terbuka lebar,ââÅ¡¬ ucap Harry Iman Subekti, Head of Corporate Planning PT Bank Permata Tbk.