MARKET REVIEW Selasa (03/11/2016)

foto : istimewa

Pasardana.id - Dalam paparan risetnya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Kamis (03/11/2016), Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan menyoroti beberapa sentiment yang diprediksi bakal mempengaruhi perdagangan di lantai bursa pada hari ini, Kamis (03/11/2016).

Berikut market review hari ini;

Wall Street Review

Bursa Wall Street ditutup mengalami pelemahan, dimana Dow Jones tercatat melemah -0.43% pada level 17,959.64, S&P 500 tercatat melemah -0.65% pada level 2,097.94 dan Nasdaq tercatat mengalami pelemahan -0.93% pada level 5,105.57. EIDO mengalami pelemahan sebesar -0.15% pada level 25.86.

The Federal Reserve telah memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga acuan Amerika Serikat pada level 0.50% dan menunggu hasil Pemilu Amerika Serikat terlebih dahulu, tetapi The Fed tetap akan memanfaatkan peluang kenaikan pada bulan Desember 2016.

Penundaan kenaikan suku bunga ini telah meredam ketidakpastian pasar disaat ketidakpastian mengenai Pemilu Amerika Serikat kembali terjadi, dimana Hillary Clinton melihat peluang untuk menang menjadi sedikit terkikis setelah FBI kembali melakukan investigasi terhadap e-mail dari Hillary Clinton semasa menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.

Pasar tetap bertaruh bahwa pada bulan Desember probabilitas kenaikan suku bunga The Fed sangat kuat yaitu sebesar 78% dari sebelumnya yang hanya memiliki probabilitas 68%.

Dollar Spot Index menurut data Bloomberg mengalami pelemahan sebesar 0.2% lebih dikarenakan ditundanya kenaikan suku bunga The Fed.

Komoditas

Harga minyak mentah dunia mengalami pelemahan tajam, dimana minyak WTI tercatat melemah sebesar -2.51% pada level 45.5 USD/barel dan minyak Brent mengalami pelemahan sebesar -2.08% pada level 47.14 USD/barel.

Harga Emas mengalami penguatan +0.14% pada level 1,298.61, harga batu bara untuk kontrak bulan Januari 2017 tercatat melemah tajam sebesar -2.15% pada level 102.35 USD/metric tonnes. Untuk harga CPO berdasarkan MPOC tercatat mengalami pelemahan sebesar -1.12% pada level 2,732 RM.

Pelemahan berlanjut terjadi selain karena kesepakatan pembatasan produksi antara OPEC dan Non-Opec belum terjadi, pelemahan dipengaruhi oleh data Energy Information Administration (EIA) yang mencatatkan cadangan minyak Amerika Serikat meningkat menjadi 14.42 juta barel dari sebelumnya yang tercatat sebesar -0.553 juta barel. Peningkatan tersebut merupakan yang tertinggi sejak tahun 1982.

Eropa dan Jepang

Data Markit Manufacturing PMI Eropa bulan Oktober tercatat sebesar 53.5, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 52.6.

Dari Jepang, data Consumer Confidence bulan Oktober tercatat mengalami penurunan menjadi 42.3, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 43.

Indonesia Market

Dari dalam negeri, Pemerintah telah melakukan lelang sejumlah proyek yang masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara / APBN 2017. Proyek tersebut terutama untuk infrastruktur, yang banyak dialokasian di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Proyek tahun 2017 yang sudah dilelang mencapai 853 paket, senilai Rp 4,5 triliun. Hingga akhir tahun 2016 proyek yang akan dilelang diperkirakan mencapai Rp 24 triliun, jumlah itu termasuk proyek program multiyears yang juga masuk pada tahun anggaran 2016 senilai Rp 15 btriliun.

Sehingga jumlah proyek baru yang ditargetkan akan dilelang di akhir 2016 sebesar Rp 9 triliun. Adapun total anggaran belanja proyek yang dianggarkan dalam APBN 2017 nanti mencapai Rp 80 triliun.

Selain itu Pemerintah akan menawarkan proyek infrastruktur untuk bisa ikut dikerjakan oleh swasta. Nilainya lebih dari Rp 380 tiliun. Proyek tersebut terdiri dari pengerjaan Tol senilai Rp 300 Triliun dan proyek energi yang mencapai sekitar Rp 80 Triliun. Tol-tol yang akan ditawarkan tersebut salah satunya jalan Tol Trans Sumatera, ruas tersebut adalah Padang - Dumai dan Aceh - Medan.

Pada perdagangan kemarin, 02 November 2016 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup mengalami pelemahan sebesar -10. USD/metric tonnes 552 poin atau -0.195% pada level 5,405.455.

Pelemahan IHSG terjadi Karena faktor eksternal, yaitu ketidakpastian Pemilu Presiden Amerika Serikat, Investor memutuskan untuk menunggu momen yang tepat terlebih dahulu untuk berinvestasi dan Investor juga perlu memastikan siapa Presiden terpilih Amerika Serikat, karena hal tersebut akan berdampak pada keputusan bisnis dan investasi.

Secara sektoral, hanya sector pertambangan dan keuangan yang mengalami kenaikan. Menguatnya sektor tambang lebih dipengaruhi oleh meningkatnya harga batubara yang saat ini telah berada diatas 100 USD/metric tonnes.

Indeks Harga Saham Gabungan masih akan berkonsolidasi menunggu kepastian Pemilu Presiden Amerika Serikat pada tanggal 08 November 2016. IHSG akan bergerak pada range harga 5,380 - 5,450. Investor disarankan tetap bersabar dan menunggu momen yang tepat untuk kembali berinvestasi, karena pada saat ini probabilitas indeks mengalami penurunan lebih tinggi dibandingkan probabilitas indeks mengalami kenaikan.