MARKET REVIEW SENIN (01/11/2016) : Sentiment Global Jadi Katalis Negatif

foto : istimewa

Pasardana.id - Dalam paparan risetnya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Selasa (01/11/2016), Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan menyoroti beberapa faktor yang diprediksi bakal mempengaruhi pola perdagangan pada hari ini, Selasa (01/11/2016).

Beberapa faktor yang dimaksud, antara lain;

Wall Street Review

Bursa Wall Street ditutup mengalami pelemahan tipis, dimana Dow Jones tercatat melemah -0.10% pada level 18,142.42, S&P 500 tercatat melemah -0.01% pada level 2,126.15 dan Nasdaq tercatat mengalami pelemahan -0.02% pada level 5,189.14. Sedangkan EIDO mengalami kenaikan sebesar +0.65% pada level 26.25.

Pelemahan yang terjadi masih dipengaruhi oleh sentiment FBI yang kembali melakukan Investigasi terkait e-mail pribadi Hillary Clinton yang digunakan untuk melakukan komunikasi formal saat menjabat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat.

Selain itu pasar juga tengah menunggu hasil rapat The Fed yang akan diadakan pada tanggal 1 - 2 November 2016 yaitu pada pekan ini. Seperti diketahui pada pembukaan perdagangan Bursa Wall Street sempat mengalami penguatan, namun berakhir dengan pelemahan seiring aksi wait and see dari Investor.

Disisi lain, data ekonomi Amerika Serikat kembali tercatat positif, dimana personal income bulan September tercatat tumbuh 0.3% MoM, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0.2% MoM dan personal spending bulan September tercatat tumbuh sebesar 0.5% MoM, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar -0.1% MoM.

Komoditas

Harga minyak mentah dunia mengalami pelemahan tajam, dimana minyak WTI tercatat melemah sebesar -3.98% pada level 46.76 USD/barel dan minyak Brent mengalami pelemahan sebesar -2.84% pada level 48.30 USD/barel. Harga Emas mengalami pelemahan -0.07% pada level 1,276.32, sedangkan untuk harga batu bara untuk kontrak bulan Januari 2017 tercatat meningkat sebesar +5.67% pada level 99.75 USD/metric tonnes. Untuk harga CPO berdasarkan MPOC tercatat mengalami peningkatan sebesar +0.07% pada level 2,788 RM.

Pelemahan dalam kembali terjadi setelah OPEC mengakhiri pertemuan dengan non OPEC seperti Rusia dan Brasil tanpa persetujuan untuk menstabilkan harga minyak mentah dunia, dengan begitu permasalahan output produksi belum juga menemukan jalan keluar.

Eropa dan Jepang

Data ekonomi Eropa tercatat stagnan, dimana pertumbuhan GDP pada kuartal III tercatat stagnan pada level 0.3% QoQ dan secara tahunan stagnan pada level 1.6% YoY, tetapi inflasi Eropa pada bulan Oktober tercatat sebesar 0.5% YoY, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0.4% YoY.

Dari Jepang, penjualan ritel tercatat mengalami perbaikan pada bulan September yang tercatat sebesar 0% MoM, lebi baik dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar -1.1% MoM, secara tahunan tercatat sebesar -1.9% YoY, lebih baik dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar -2.2% YoY.

Tetapi disisi lain Industrial Production mengalami pelemahan pada bulan September, dimana tercatat hanya sebesar 0% MoM lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1.3% MoM, dan secara tahunan tercatat sebesar 0.9% YoY jauh lebih rendah dai bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4.5% YoY. Pada hari ini Investor akan menunggu keputusan Bank Of Japan mengenai kebijakan moneter atau terkait suku bunga acuan Jepang.

Indonesia Market

Dari dalam negeri, Pemerintah yakin realisasi investasi Juli-September 2016 mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kuartal III 2016 hingga 5,1%, performa investasi kuartal ketiga ditopang sektor listrik yang memulai realisasi investasinya setelah masuk dua-tiga tahun yang lalu.

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan, realisasi investasi di triwulan III 2016 sebesar Rp 155,3 triliun. Angka itu naik Rp 3,7 triliun dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar Rp 151,6 triliun.

Dibandingkan kuartal III 2015, realisasi investasi kuartal III 2016 tumbuh 10,7% (yoy). Sementara total investasi kumulatif Januari- September 2016 sebesar Rp 453,4 triliun, meningkat 13,4% dibanding periode sama tahun lalu (yoy). Hanya saja dibandingkan pertumbuhan periode Januari- September 2015 yang sebesar 16,7% (yoy), masih melambat.

Kabar positif juga datang dari Menteri Perindustrian yang mengatakan bahwa pabrik bernilai investasi Rp 26 triliun akan segera dioperasikan, yaitu pabrik kertas berkapasitas produksi 4 juta ton per tahun di Ogan Komering Ilir dengan nilai investasi Rp 20 triliun dan pabrik semen di Papua berkapasitas produksi 1,5 juta ton per tahun dengan nilai investasi Rp 6 triliun.

Selain kedua pabrik tersebut, pemerintah juga akan meresmikan kawasan industri baru di Kendal.

Pada perdagangan kemarin, 31 Oktober 2016 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup mengalami penguatan sebesar +12.273 poin atau +0.227% pada level 5,422.542. Kembali penguatan IHSG hanya ditopang oleh penguatan saham - saham lapis kedua dan investor asing masih mencatatkan net sell sebesar 148.7 Milyar.

Perlu diketahui sejak 26 Agustus 2016 Investor asing telah mencatatkan net sell sebesar 7.1 triliun.

Pada perdagangan hari ini IHSG diperkirakan akan mengalami konsolidasi dengan kecenderungan melemah pada range harga 5,380 - 5,450.

Prediksi pelemahan IHSG lebih dipengaruhi oleh sentiment global karena sentiment dalam negeri masih cukup positif.