Proyek Infrastruktur Dikebut, Adhi Karya Berharap Kontrak Baru Rp25 Triliun

Pemerintah  berencana mempercepat proyek infrastruktur di dalam negeri pada tahun ini. Percepatan pembangunan infrastruktur tersebut membuat sejumlah perusahaan jasa konstruksi nasional optimistis perolehan kontrak baru bakal meningkat. Tidak terkecuali perusahaan jasa konstruksi milik pemerintah yakni PT Adhi Karya Tbk (ADHI). BUMN konstrksi ini membidik perolehan kontrak baru sebesar Rp25,1 triliun pada tahun ini.

 

Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Ki Syahgolang Permata dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Rabu (20/1) mengatakan, target perolehan kontrak baru perseroan tahun ini meningkat sebesar 56,87% dari Rp16 triliun pada tahun 2015 silam. Pihaknya menargetkan lini bisnis konstruksi dapat memberikan kontribusi sebesar 75,1%, EPC sebesar 6,9%, properti sekitar 8,6%, dan manufaktur beton pra cetak sebesar 9,4%.

 

Tahun ini, menurut Syahgolang, pendapatan usaha ADHI diproyeksikan sebesar Rp20 triliun. Lini bisnis konstruksi masih menjadi penopang utama pendapatan perseroan dengan kontribusi 57,5%, engineering procurement construction (EPC) 5,8%, properti 8,4%, beton pra cetak 6,7%, dan proyek light rapid transit (LRT) sebesar 21,6%.

 

Sementara itu, lanjutnya, laba ADHI tahun ini ditargetkan dapat mencapai Rp750 miliar. Kontributor terbesar yang masih diandalkan adalah anak usaha PT Adhi Persada Properti sebesar 35,8%, PT Adhi Persada Gedung sekitar 12,4%, dan PT Adhi Persada Beton sebesar 10,9%. Adapun dana belanja barang modal atau capex (capital expenditure)  ADHI dianggarkan Rp1,1 triliun. Capex ini, menurut Syahgolang, akan digunakan untuk investasi aset tetap Rp404,5 miliar dan penyertaan proyek investasi Rp750 miliar. (*)