Harga Jual Naik, Pendapatan 2016 Semen Indonesia Diprediksi Rp30,14 Triliun

admin - Selasa, 19 Januari 2016 14:47
foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Raphon Prima, analis saham NH Korindo Securities Indonesia memperkirakan pendapatan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) pada 2016 mencapai Rp30,14 triliun, sekitar 9,76% di atas perkiraan pendapatan Rp27,46 triliun pada 2015. Perkiraan ini didukung antara lain oleh harga jual rata-rata dan volume penjualan semen pada 2016.

Menurut Raphon, harga jual rata-rata Semen Indonesia (SMGR) pada 2016 diperkirakan sebesar Rp998 ribu per ton, lebih tinggi 2,9% dari perkiraan sebesar Rp970 ribu per ton pada 2015.

"Kami perkirakan, harga jual rata-rata SMGR pada 2015 sebesar Rp970 ribu per ton, naik sekitar 1,6% dari harga jual rata-rata pada tahun 2014 sebesar Rp954 ribu per ton," tulis Raphon dalam laporan riset yang dipubliasikan di Jakarta, Selasa (19/1).

Raphon memperkirakan, volume penjualan SMGR pada 2016 sebanyak 27,9 juta ton, lebih tinggi 7,3% dari perkiraan sebanyak 26 juta ton pada 2015. Hingga September 2015, volume penjualan SMGR mencapai 20,29 juta ton, turun 1,9% dibanding periode sama 2014 yang 20,69 juta ton. Volume penjualan SMGR dalam negeri mencapai 18,27 juta ton, turun 3,5% dari volume penjualan per September 2014 sebanyak 18,92 juta ton.

Volume penjualan SMGR dalam negeri terdiri atas penjualan SMGR sebanyak 9,94 juta ton. Berikut penjualan Semen Tonasa 3,79 juta ton, dan Semen Padang sebanyak 4,48 juta ton. Adapun volume penjualan SMGR di pasar ekspor tercatat 697,56 ribu ton, meningkat 47,5% dibandingkan periode yang sama 2014 sebesar 472,92 ribu ton.

Dari penjualan tersebut, SMGR mencatat pendapatan Rp19,11 triliun per September 2015, turun 1,2% dari Rp19,35 triliun per September 2014. Hal ini terjadi seiring penurunan harga jual semen. Per September 2015, laba SMGR turun 21,6% menjadi Rp3,20 triliun dibanding periode yang sama 2014 sebesar Rp4,08 triliun. Ini dipengaruhi oleh kenaikan beban pokok 6,5%, antara lain, kenaikan beban bahan baku, beban distribusi, dan beban penyusutan karena mulai beroperasi beberapa fasilitas baru. 

Artikel Lainnya