Per September 2015, Laba Pyridam Farma Tumbuh 68%
Pasardana.id - Depresiasi rupiah atas dolar Amerika Serikat yang sempat menyentuh level Rp16.000 per US$ pada tahun ini ternyata tidak berimbas negatif terhadap keuangan PT Pyridam Farma Tbk (PYFA).
Buktinya, emiten produsen farmasi tersebut mampu mencatat laba cukup baik pada sembilan bulan 2015. Pencapaian laba tersebut berkat kemampuan manajemen PYFA memangkas beban operasi dan beban keuangan selama Januari-September 2015.
Dikutip dari laporan keuangan perseroan yang disampaikan ke BEI, Senin (16/11), laba PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) tumbuh 68,6% menjadi Rp718,36 juta (Rp1,34 per saham) pada Januari-September 2015 dari periode yang sama 2014 sebesar Rp426,07 juta (Rp0,80 per saham). Ini seiring penurunan beban keuangan PYFA per September 2015.
Pertumbuhan laba perseroan terjadi di tengah penurunan pendapatan bersih PYFA sebesar 1,4%, dari Rp162,74 miliar menjadi Rp160,51 miliar per September 2015.
Akan tetapi, manajemen mampu menekan beban pokok pendapatan sebesar 3,37% menjadi Rp58,38 miliar per September 2015. Penurunan beban pokok tersebut mampu mendorong laba kotor emiten farmasi tersebut meningkat sebesar 0,05% menjadi Rp102,12 miliar.
Di sisi lain, manajemen juga berhasil memangkas beban keuangan sebesar 7,5% menjadi Rp3,97 miliar per September 2015. Hal ini menyebabkan laba sebelum pajak perusahaan farmasi ini naik 0,96% menjadi Rp1,05 miliar dari Rp1,04 miliar per September 2014.
Harga saham PYFA pada perdagangan sesi I, Senin (16/11) tercatat Rp111 per unit, tidak berubah dibanding harga penutupan, Jumat (13/11). Pada periode 2 Januari-13 November 2015, harga saham PYFA turun 15,9%, dari Rp132 per unit menjadi Rp111 per unit.

