Pacu Pertumbuhan Berkelanjutan, BSDE Terbitkan Obligasi

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Bumi Serpong Damai Tbk (IDX: BSDE), pengembang kota mandiri terbesar di Indonesia melalui proyek unggulannya BSD City, terus memperkuat strategi pertumbuhan berkelanjutan.

BSDE berkomitmen menjaga keseimbangan antara ekspansi bisnis, manajemen risiko dan penguatan fundamental keuangan.

Pengembang yang juga merupakan anggota kelompok properti Sinar Mas Land tersebut kini tengah mulai mengembangkan kawasan BSD City Tahap III seluas 2.450 ha dari total ±5.950 ha izin kawasan BSD City yang dimiliki BSDE.

Kinerja Solid Semester I - 2025

Pada Semester I - 2025, BSDE membukukan Pendapatan Usaha konsolidasian sebesar Rp6,39 triliun, didominasi oleh penjualan unit rumah, lot tanah dan strata title sebesar Rp5,55 triliun atau 86,81% dari total Pendapatan Usaha.

Kontribusi Pendapatan Usaha terutamanya berasal dari 87% yang merupakan pendapatan pengembangan (residensial, komersial dan lot tanah), sedang 13% berasal dari pendapatan berulang (recurring income) seperti pengelolaan gedung, sewa dan lainnya.

Sedang kinerja Laba Bersih konsolidasian tercatat sebesar Rp1,29 triliun hingga Semester I – 2025.

“Capaian ini mencerminkan keberhasilan BSDE dalam mengelola sekaligus memasarkan portofolio unggulan, khususnya produk residensial dan komersial,” ujar Hermawan Wijaya, Direktur BSDE dalam keterangan tertulis, Senin (08/9).

Hingga Juni 2025, BSDE mengelola cadangan lahan lebih dari 4.380 hektar senilai Rp17,55 triliun, dengan porsi terbesar berada di BSD City.

Aset ini akan menjadi fondasi pertumbuhan jangka panjang BSDE.

Didukung infrastruktur yang terus berkembang, seperti Tol Serpong - Balaraja yang terkoneksi langsung ke BSD City Tahap III, proyek-proyek BSDE terbukti menarik minat masyarakat berkat konektivitas yang mudah diakses dan diversifikasi produk yang meliputi rumah tapak, apartemen, ruko, pusat perbelanjaan, kawasan mixed-use, perkantoran, hingga hotel dan arena rekreasi.

Aksi Korporasi: Penerbitan Obligasi dan Sukuk Ijarah

Untuk mendukung pengembangan infrastruktur kota di BSD City serta untuk modal kerja, BSDE berencana menerbitkan:

-Obligasi IV BSD dengan nilai maksimal Rp2 triliun.

-Sukuk Ijarah I dengan nilai maksimal Rp1 triliun.

Pada tahap pertama, BSDE menargetkan perolehan dana sebesar Rp1 triliun, terdiri dari Rp500 miliar obligasi konvensional dan Rp500 miliar sukuk ijarah.

Instrumen ini telah memperoleh peringkat idAA (obligasi) dan idAA (Syariah) (sukuk) dari Pefindo.

Proses book building yang berakhir pada 4 September 2025 mendapat tanggapan positif dari investor.

Obligasi direncanakan akan listing pada 24 September 2025, dengan indikasi tingkat pengembalian sebagai berikut:

-Seri A (3 tahun): 6,00%–6,75%

-Seri B (5 tahun): 6,25%–7,00%

-Seri C (7 tahun): 6,75%–7,50%

Dampak Kebijakan Moneter: Penurunan Suku Bunga sebagai Katalis Pertumbuhan

Kebijakan penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia menjadi katalis positif bagi sektor properti.

Biaya pinjaman yang lebih rendah diharapkan dapat meningkatkan keterjangkauan KPR, memperkuat daya beli konsumen, serta mendorong permintaan terhadap produk residensial primer.

“Bagi BSDE, suku bunga yang lebih rendah memberikan peluang signifikan untuk mempercepat penjualan proyek kami,” ujar Hermawan.

“Suku bunga KPR yang lebih terjangkau akan membuat kepemilikan rumah semakin mudah diakses, khususnya bagi pembeli rumah pertama. Hal ini akan memperluas basis pelanggan potensial kami sekaligus mendukung meningkatnya permintaan terhadap pengembangan kota mandiri unggulan kami,” sambungnya.

Momentum positif ini semakin memperkuat strategi ekspansi BSDE.

Dengan menyesuaikan peluncuran proyek-proyek baru seiring meningkatnya aksesibilitas pembiayaan, BSDE menargetkan untuk menangkap permintaan end-user yang lebih kuat sekaligus menjaga manajemen keuangan yang pruden.

Memperkuat Neraca dan Struktur Modal

Hingga akhir Juni 2025, BSDE mencatat penurunan Jumlah Liabilitas menjadi Rp25,90 triliun, turun Rp2,80 triliun dibandingkan Desember 2024.

Rasio Debt-to-Equity (DER) membaik menjadi 0,25x, mencerminkan profil keuangan yang lebih sehat.

BSDE juga menjaga posisi Kas dan setara kas yang kuat sebesar Rp8,80 triliun serta Jumlah Aset sebesar Rp76,64 triliun, menegaskan fundamental yang solid.

“Dengan rasio DER yang rendah, BSDE memiliki fleksibilitas lebih besar untuk melakukan ekspansi sekaligus memastikan keberlanjutan proyek strategis. Penerbitan obligasi ini, yang juga didukung oleh kebijakan moneter yang kondusif, akan menyediakan pembiayaan jangka panjang yang kompetitif, memperkuat neraca keuangan, menjaga arus kas yang sehat, serta menciptakan nilai tambah berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan, khususnya para pemegang saham,” tutup Hermawan.