Lawan Mafia Pangan, Mentan Ajak Akademisi-Alumnus IPB Saling Bersinergi

Foto : istimewa

Pasardana.id – Masalah mafia pangan yang selama ini terjadi di Tanah Air, kerap membuat rugi masyarakat khususnya para petani.

Karena itu, praktik mafia pangan ini tak bisa terus dibiarkan menguasai ekosistem agribisnis, terutama di sektor perberasan.

Dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, (7/9), Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak seluruh civitas akademika dan alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk bersama-sama menghadapi praktik mafia pangan ini.

Dalam Sarasehan Nasional Dies Natalis ke-85 Fakultas Pertanian (Faperta) IPB dan Ikatan Alumni Faperta (IKA Faperta) IPB di Bogor, Mentan menegaskan peran IPB sebagai kampus pertanian terbesar di Indonesia sangat strategis, bukan hanya dalam melahirkan inovasi tetapi juga sebagai benteng moral melawan praktik kotor di sektor pangan.

“IPB memiliki sejarah panjang dan telah melahirkan banyak tokoh besar. Kita harus bersatu baik pemerintah, akademisi, maupun alumni, untuk memberantas mafia pangan dan memastikan pangan kita berpihak pada petani dan rakyat,” ujarnya.

Mentan menambahkan, dari hasil investigasi yang dipimpinnya, ditemukan 212 dari 268 merek beras premium tidak sesuai standar.

Kasus itu pun telah dilaporkan ke aparat penegak hukum.

“Kami tidak akan tinggal diam. Mafia pangan ini merugikan petani, memukul konsumen, dan menciptakan ketidakadilan. Negara tidak boleh kalah. Kami akan terus bertindak tegas,” tegasnya.

Tak hanya pada perberasan, Mentan pun menyoroti permasalahan serius lain yang menghantam petani, mulai dari pupuk palsu hingga tata kelola pupuk bersubsidi.

Ia mencontohkan, kasus pupuk yang tidak memiliki unsur hara sehingga membuat banyak petani gagal panen dan mengalami kerugian hingga Rp3,2 triliun.

“Bayangkan, petani yang hanya bermodal pinjaman KUR harus menanggung kerugian besar karena pupuk yang digunakan tidak berkualitas. Ini sangat menyakitkan,” ungkapnya.

Karena itu, lanjut Mentan, kompleksitas persoalan pangan tidak bisa ditangani pemerintah seorang diri.

Dibutuhkan sinergi lintas sektor, termasuk peran nyata IPB dan alumninya, untuk membereskan persoalan mendasar seperti mafia pangan, pupuk, hingga tata kelola agribisnis nasional.

“Kalau kita bersama, saya yakin kita bisa membereskan masalah mafia pangan dan berbagai isu pertanian lainnya. Ini perjuangan kita semua,” pungkasnya.