Mentan Amran Akui Praktik Mafia Pangan Juga Terjadi di Internal Kementan
Pasardana.id – Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengakui bahwa praktik mafia pangan masih banyak beredar di tengah masyarakat.
Tentu saja, hal itu dapat merugikan masyarakat, terutama petani.
Bentuk dari praktik mafia pangan ini, kata Mentan, seperti adanya peredaran pupuk palsu.
Dimana, dari pupuk palsu ini, oknum mafia mengganti pupuk dengan tanah kemudian di jual ke petani.
“Pupuk palsu didistribusi ke pertanian, padahal itu bukan pupuk. Itu tanah,” kata Amran dalam dialog di Program Info A1 Kumparan, Kamis (25/9).
Tak hanya itu, Mentan juga mengungkapkan adanya manipulasi kualitas beras yang juga marak di pasaran.
Metodenya, beras dengan kadar broken jauh di atas standar lalu dikemas ulang dan dipasarkan sebagai beras premium.
Praktik inilah yang kemudian membuat harga beras di pasaran semakin melonjak.
Sedangkan masyarakat selaku konsumen, tertipu kualitasnya.
“Beras premium itu yang dicampur broken-nya jauh di atas standar, dikemas sebagai premium. Itu penipuan,” ujar Amran.
Tak berhenti pada case pupuk dan beras saja, mafia juga bermain di sektor gula.
Mentan bilang, mafia rafinasi gula juga ikut memperburuk kondisi dengan menekan harga yang diterima petani.
Keberadaan mafia ini membuat keuntungan yang seharusnya dinikmati petani justru lari ke tangan segelintir orang.
Bahkan, sambung Mentan, praktik mafia pangan ini juga sudah terjadi di internal kementeriannya.
Ia mengungkapkan, ada oknum yang meminta upah miliaran rupiah dalam pencairan anggaran.
“Di internal (Kementan) ada juga pelakunya meminta fee Rp 27 miliar. Itu yang sudah cair Rp 10 miliar. Rp 17 miliar belum cair, kami sudah pecat,” ujar Amran.
Karena itu, ia menegaskan, kalau pembenahan internal menjadi syarat mutlak yang harus dilakukan agar pertanian Indonesia bisa bersih dari mafia-mafia ini.
“Kami harus bersihkan dari dalam. Enggak bisa ini pertanian maju kalau kita tidak bersihkan,” tandas Mentan.
Selanjutnya, dirinya juga menyadari, perlawanan terhadap mafia pangan tidak mudah.
Namun, Mentan berkomitmen untuk menutup ruang gerak praktik-praktik curang yang merugikan rakyat.
Kata Mentan, pihaknya juga bekerja sama dengan TNI, Polri, dan Kejaksaan untuk menindak para mafia, serta melakukan monitoring agar kasus serupa tidak terulang.

