Keuntungan Investor Bangun Pabrik Baterai EV di Indonesia
Pasardana.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengatakan, bahwa tak ada alasan bagi investor untuk tidak menanamkan investasinya dengan mendirikan pabrik baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia.
Kata Bahlil, para investor akan mendapatkan beberapa keuntungan seperti biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan negara lain.
“Akan jauh lebih murah biaya produksinya ketimbang kalian bangun di tempat lain,” ujar Bahlil di International Battery Summit di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (5/8).
Tak hanya itu, keuntungan lain yang bakal didapat bagi para investor ini juga tak perlu repot-repot mencari bahan baku untuk baterai EV.
Pasalnya, dari 4 bahan baku untuk produksi baterai EV ini, Indonesia memiliki tiga jenisnya, yakni nikel, mangan dan kobalt.
“Bahan baku nikelnya pasti jauh lebih murah. Marketnya ada, bahan bakunya ada, ekosistemnya sudah ada, energi baru terbarukannya sudah ada,” sambungnya.
Hanya saja, kata bahlil, hingga saat ini masih belum ditemukannya sumber daya alam (SDA) Lithium di dalam negeri.
Sehingga, bilang Bahlil, masih perlu mencari pasokan Lithium dari luar (impor).
“Empat dari empat bahan itu, tiga kita punya yakni nikel, kobalt, mangan. Yang nggak kita punya itu Lithium. Masih kita cari-cari sampai sekarang,” ungkap Bahlil.
Karena itu, dirinya berencana untuk membuka impor Lithium dari Australia.
Menurut dia, Australia lebih efisien dibanding mengambil Lithium dari negara-negara Afrika.
"Selama ini kan kita bawa dari beberapa negara di Afrika. Nah memang secara ekonomis, akan jauh lebih ekonomis dari Australia karena biaya transportasinya ada," tukasnya.

