HK Tengah Garap Stasiun Bawah Tanah Glodok-Kota Tua, Target Rampung 2027

Foto : Dok. Hutama Karya (Persero)

Pasardana.id - PT Hutama Karya (HK) (Persero) tengah menggarap proyek MRT Jakarta Fase 2A CP203 yang mencakup dua stasiun bawah tanah Glodok-Kota, serta koridor terowongan sepanjang sekitar 1,459 kilometer. 

EVP Sekretaris Perusahaan HK, Adjib Al Hakim, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (26/8) mengungkapkan, proyek milik MRT Jakarta (Perseroda) ini ditandatangani pada 19 April 2021.

“Dan setelah penanganan temuan cagar budaya berupa rel trem dan drainase terracotta, waktu penyelesaian diperbarui menjadi pertengahan 2027,” sebutnya.

Adjib menambahkan, paket ini sejak awal dikembangkan dengan pendekatan desain yang kontekstual terhadap Kota Tua, terintegrasi antarmoda, sekaligus mengutamakan keselamatan, mutu, dan pengalaman pengguna lantaran berada di kawasan bersejarah yang padat aktivitas. 

Untuk Stasiun Glodok mengangkat tema Layers of History: Chinatown Heritage & Commercial Area, dengan aksen merah sebagai identitas kawasan Pecinan.

Sedangkan, Stasiun Kota mengangkat konsep Dwara Batavia: The Gate of Batavia, yang memadukan warisan arsitektur kolonial Beos dengan ritme mobilitas modern.

“Kedua stasiun dirancang sebagai simpul Transit Oriented Development (TOD) dengan trotoar ramah pejalan kaki, aksesibilitas penuh bagi disabilitas, serta integrasi dengan Transjakarta. Khusus Stasiun Kota, integrasi langsung juga dilakukan dengan Commuter Line,” ujar Adjib.

Untuk pembangunannya, dilakukan dengan metode top-down untuk struktur bawah tanah, sementara terowongan dibor menggunakan Tunnel Boring Machine (TBM).

Dan untuk meminimalisasi dampak di kawasan padat bangunan, digunakan alat penggali hidrolik bergetar rendah serta dinding ganda untuk menahan tekanan air tanah.

“Bangunan cagar budaya dilindungi sensor getaran otomatis, kebisingan dipantau rutin, dan uji coba galian dilakukan untuk memetakan utilitas bawah tanah,” jelasnya.

Selain itu, stasiun dilengkapi fire shutter yang terhubung ke Building Automation System (BAS) dan mampu menahan api hingga dua jam.

Stasiun Glodok memiliki dimensi 240 x 23,1 meter, dua lantai, dan kedalaman 19,7 meter.

Adapun Stasiun Kota lebih besar dengan panjang 411 meter, tiga lantai, dan kedalaman 23,45 meter.

HK menggunakan teknologi perencanaan digital agar sistem arsitektur, listrik, air, dan ventilasi dapat terintegrasi tanpa hambatan.

Hingga Juli 2025, proyek ini melibatkan 879 pekerja, 97,3 persen di antaranya tenaga kerja lokal.

“Ketika beroperasi, lintasan Glodok–Kota diharapkan mengurangi kemacetan pada koridor wisata dan perdagangan padat, memperlancar arus pengunjung Kota Tua, serta menghubungkan titik strategis Jakarta melalui jalur yang cepat dan teratur,” tukas Adjib.